
Jakarta, gatra.net - Center for Indonesia's Strategic Development Initiative (CISDI) mendorong agar pengamku Kebijakan kesehatan mulai melihat alternatif penggunaan Big data atau Mahadata sebagai alternatif dari penyelesaian permasalahan Kesehatan di Indonesia.
Kemajuan teknologi dalam bidang big data diakui Diah bisa menjadi sebuah instrumen yang bisa memperbaiki permasalahan khususnya dalam bidang kesehatan di Indonesia. Pemanfaatan data dalam bidang kesehatan di mana data dari layanan publik dapat dioptimalkan menjadi bahan utama dari proses pembuatan kebijakan.
"Sekarang kemajuan bidang data dan lain-lain data ini menjadi salah satu alternatif yang bisa jadi Game changer. Bukan hanya untuk stunting tetapi juga dalam policy making proses. Bayangkan kalau pembuat kebijakan itu membuat kebijakannya prosesnya berdasarkan data dan data yang dilihat bukan hanya data sektornya, tapi juga melihat data-data dari terminan lain alangkah tepatnya regulasi itu," ujar Diah saat hadir dalam Acara Temu media di Hotel Manhattan, Jakarta, Rabu (16/10).
Diungkapkan Diah, Pemerintah sendiri sejatinya yelah melihat besarnya potensi pemanfaatan Big data untuk meningkatkan proses pemerintahan yang lebih efektif dan efisien, terutama jika dilihat dari dikeluarkannya Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2019 mengenai satuan Data. Peraturan ini bertujuan untuk mengumpulkan data nasional di bawah satu sistem terintegrasi yang akurat dan dapat dijangkau.
Salah satu yang sudah menggunakan alternatif tersebut adalah Pemerintah Kabupaten Nganjuk yang telah menggunakan inovator di bidang pelayanan kesehatannya. Sejak tahun 2013, Dinas Kesehatan Kab. Nganjuk melakukan konvergensi koordinasi lintas sektor, serta perencaanaan berbasis analisis data.
Diakui oleh Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Nganjuk, Guruh Hariwibowo, Sejak tahun 2018 di Kabupaten Nganjuk sudah ada yang dinamakan Sistem Terpadu Penanganan Stunting Berbasis Data di Puskesmas (SPTSP). Melalui sistem ini, Pemerintah desa, kecamatan dan perangkat desa Kabupaten Nganjuk dapat mengetahui prevalensi Stunting tiap desa.
"Sistem ini memungkinkan Pemerintah daerah untuk proses perencanaan, penentuan sasaran program, dan pengambilan keputusan untuk perbaikan program pencegahan Stunting. Dan Kami juga punya aplikasi digital edukasi Stunting yang dinamanak 'Ojo Stunting', yang menargetkan kalangan ibu-ibu dan anak," pungkasnya.