
Yogyakarta, gatra.net - Masjid Syuhada Kotabaru di Kota Yogyakarta menggelar milad ke-67 pada Selasa (8/10). Selain menghadirkan penceramah Wijayanto untuk mengisi pengajian, peringatan hari jadi masjid itu lain daripada yang lain karena menggelar pertunjukan pentas musik jazz dan pawai prajurit keraton atau bregodo.
Acara tersebut digelar di depan Masjid Syuhada dengan mendirikan panggung untuk pentas musik. Ketua panitia acara, Thoirul Firdaus, mengatakan ada enam band jazz yang berpartisipasi di acara ini yakni Tricotado, Praz, Laf, NU Sophian Kolinus Project, dan Berdua Saja. "Ini merupakan yang pertama di Yogyakarta. Kegiatan jazz yang diadakan oleh sebuah masjid," katanya saat ditemui di sela acara, Selasa (8/10).
Menurutnya, genre musik jazz lebih slow dibanding musik lainnya. Pihaknya ingin memanfaatkan musik jazz untuk berdakwah. "Acara ini dikemas dakwah dengan sesuatu yang baru. Ada musik, pengajian juga ada," katanya.
Sejak sore, satu per satu band itu tampil. Para pengunjung yang mayoritas anak muda menikmati musik sambil berkeliling di bazar. Malamnya, setelah ibadah salat Isya, acara berlanjut dengan pengajian oleh Ustaz WIjayanto.
Thoirul berkata, acara ini menjadi ajang pemersatu karena tak hanya melibatkan umat Islam. "Jadi panitianya juga melibatkan teman-teman dari non-muslim. Semuanya kami rangkul," katanya.
Hal itu sesuai dengan semangat pendirian Masjid Syuhada oleh Presiden Pertama RI Soekarno, yakni menjadi masjid pemersatu. "Masjid Syuhada dibangun Soekarno untuk kenang-kenangan Yogyakarta yang pernah menjadi ibu kota negara," ujarnya.
Filosofi Masjid Syuhada juga bisa dilihat dari segi konstruksinya, yakni anak tangga yang berjumlah 17, tiang persegi delapan, dan formasi empat-lima kubah. Angka-angka ini menunjukkan hari kemerdekaan Indonesia.
"Kegiatan seperti ini diusahakan tiap ulang tahun atau saat momen-momen tertentu. Pada peringatan hari besar nasional juga bisa," katanya.