Jakarta, gatra.net- Sejumlah masyarakat Indonesia masih memilih untuk menabung daripada berinvestasi. Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, Jahja Setiaadmaja mengatakan bahwa hal tersebut terkait dengan kurangnya edukasi keuangan di masyarakat. "Ya, perlu literasi," ujarnya setelah menghadiri acara Indonesia Knowledge Forum VIII 2019, di Jakarta, Selasa (8/10). 

 

Ia menambahkan bahwa menambung merupakan suatu hal yang flexibel, dan ini bertolak belakang dengan investasi. "Jadi, dalam artian kalau saving itu sifatnya lebih ke likuiditas dan setiap saat bisa di ambil. Kalau investasi seperti rekdadana obligasi, itu lebih lama dan jangka panjang," jelasnya. 

 

Jangka panjang yang dimaksud bisa berdasarkan momentum tertentu, misal, sebut Jahja ialah untuk persiapan anak bersekolah dan masa pensiunan. "Jadi, itulah yang membedakan saving dengan investasi," pungkasnya.

 

Dalam kesempatan ini, untuk mengedukasi dan mewujudkan indeks literasi keuangan yang tinggi di masyarakat, BCA mengadakan IKF VIII. Gelaran IKF ini sudah dilakukan untuk ke delapan kalinya. "Ini sebagai langkah kami (BCA) untuk mendukung program pemerintah melalui OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk terus menggalakan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia," tuturnya.

 

Diketahui, IKF kali ini mengangkat tema "Nurturing Mindset for The Next Era of Capital Culture", dengan menghadirkan berbagai pembicara yang kompeten dibidangnya.