Home Gaya Hidup TMMD 106, TNI dan Masyarakat Limapuluh Kota Buka Jalan Baru

TMMD 106, TNI dan Masyarakat Limapuluh Kota Buka Jalan Baru

Limapuluh Kota, gatra.net – Program kemanunggalan TNI ke-106 Kodim 0306/Limapuluh Kota, sudah berlangsung sejak pekan lalu di Nagari Situjuh Ladang Laweh, Kecamatan Situjuh Limo Nagari, Limapuluh Kota, Sumatra Barat (Sumbar). TNI dan masyarakat bahu membahu membuka jalan baru.

Dalam kegiatan yang dikenal dengan nama Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) itu, diturunkan anggota Satuan Tugas (Satga) Kodim 0306/Limapuluh Kota yang memiliki loyalitas tinggi, penuh semangat, meskipun harus menghadapi semen dan batu setiap hari.

Dansatgas TMMD Kodim 0306/Limapuluh Kota, Letnan Kolonel Kev. Solikhin, menyampaikan, kendati prestasi sudah bagus, tapi pihaknya akan memacu kerja prajurit bersama warga untuk menyelesaikan kegiatan kemanunggalan TNI ke-106 ini. 

“TMMD ke-106 kali ini kita melibatkan Satuan Yonif 131/Brs, Lanud, Lanal dan Polres 50 Kota sebanyak 110 orang,” kata Solikhin saat dihubungi gatra.net dari Padang Senin (7/10).

Dari pantauan gatra.net, prajurit Satgas TMMD ke-106 Kodim 0306/Limapuluh Kota penuh semangat melaksanakan tugas di Nagari Ladang Laweh, Situjuah Limo Nagari, Limapuluh Kota. Mereka berbaur dengan masyarakat membuat plat dekker dan memasang gorong-gorong.

Dalam TMMD Kodim 0306/Limapuluh Kota itu, mereka juga membuka jalan baru sepanjang 9.000 meter, mulai dari Nagari Situjuah Ladang Laweh terhubung ke Jorong Sialang Nagari Tungkar (Jalan lintas–Payakumbuh Batusangkar) agar lebih maksimal.

Kepala Kaum Dusun Koto Rajo, Syahrul Herman Dt. Perpati Nan Sabatang, sangat mengapresiasi program TMMD tersebut. Menurutnya, masyarakat di Nagari Situjuh maupun Nagari Tungkar, biasanya mengangkut hasil panen dengan cara dipikul melewati jalan setapak.

Namun sejak adanya TMMD ke-106 ini, petani sudah bisa mengangkut hasil panen menggunakan sepeda motor dan mobil. Otomatis, distribusinya lebih cepat dan mudah. Pasalnya, jalan yang dibuka selebar 9% meskipun belum mencapai 100%. 

“Dulu, kami mengangkut hasil panen dengan cara dipikul. Tidak bisa dinaikkan kendaraan karena jalannya dari tanah, tidak rata dan sempit. Sekarang hasil panen sudah bisa diangkut dengan mobil,” ungkap Syahrul.

13