
Pekanbaru, gatra.net - Ada yang unik antara polisi dan mahasiswa di Pekanbaru, Kamis (3/10). Mereka bareng memungut sampah di halaman Kantor Gubernur Riau (Gubri) di kawasan jalan Sudirman.
Itu terjadi selepas mahasiswa berdemo di halaman kantor gubernur yang dikawal oleh para polisi. "Semua Kapolsek, personel dan adik-adik mahasiswa saya ajak memungut sampah. Kita datang ke sini halaman bersih, dan pulang juga halamannya harus bersih. Ayo kita bersihkan sama-sama," pinta Susanto lewat pengeras suara dan kemudian dia memulai memungut sampah.
Menengok Susanto mulai memungut sampah, seluruh polisi dan mahasiswa spontan ikut. "?Setelah sampah bersih, barulah kita boleh pulang ya," Susanto kembali mengingatkan lewat pengeras suara di genggamannya.
Pantauan gatra.net, nampak polisi kompak bersama mahasiswa memunguti sampah yang berserakan, mulai dari kertas hingga botol dan gelas air mineral.
Sebelumnya, sekitar pukul 15:15 Wib, ratusan mahasiswa itu datang ke kantor gubernur tadi berunjuk rasa. Massa yang berasal dari 4 kampus di Pekanbaru ini menuntut supaya pemerintah dan polisi menindak tegas perusahan pembakar lahan serta menjamin di Riau tidak ada lagi kebakaran lahan.
Koordinator lapangan masing-masing kampus --- --- Universitas Muhammadiyah Riau, Universitas Riau, Universitas Islam Riau dan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim --- itu bergantian berorasi. Demo berakhir sekitar pukul 18.00 Wib.
Setelah sekitar satu jam mereka berorasi, Gubernur Riau, Syamsuar, muncul. Di depan mantan Bupati Siak ini, salah seorang mahasiswa membacakan 7 tuntutan mereka. Pertama, cabut izin korporasi dan tuntut pelaku karhutla. Kedua, tindak tegas aparat yang represif di Indonesia.
Ketiga, bebaskan massa aksi yang ditahan oleh pihak kepolisian. Keempat meminta Kapolda Riau agar menjamin tidak adanya perlakuan represif kepada massa aksi.
Kelima, mendesak Presiden RI Joko Widodo menyelesaikan permasalahan yang ada di Papua. Dan terakhir menuntut pertanggungjawaban perusahaan yang terlibat dalam kasus karhutla.