
Phoenix, gatra.net - Wabah misterius penyakit terkait vaping di Amerika terus menyebar. Studi baru memberi lebih banyak titik terang pada apa yang bisa membuat orang menjadi sakit karena rokok elektronik itu.Penelitian yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine menyimpulkan, bahwa penyakit ini kemungkinan besar disebabkan oleh asap kimia beracun yang dihasilkan dari rokok elektronik. Asap tersebut secara langsung merusak paru-paru perokok.
"Kami juga tidak dapat mengabaikan peran potensial dari lipid, kami belum melihat ini adalah masalah yang disebabkan oleh akumulasi lipid di paru-paru. Tetapi itu tampaknya semacam cedera kimia langsung, mirip dengan apa yang mungkin dilihat seseorang dengan paparan asap kimia beracun, gas beracun dan agen beracun lainnya," terang salah satu penulis penelitian senior dan Ahli Patologi Bedah di Mayo Clinic di Scottsdale, Arizona, Dr. Brandon Larsen yang dilansir dari Live Science, Kamis (3/10).
Menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, sejauh ini, wabah itu sudah membuat lebih dari 800 orang sakit di 46 negara. Di antara kasus-kasus ini, 12 pasien telah meninggal. Untuk studi baru, para peneliti menganalisis biopsi paru-paru pasien di bawah mikroskop. Dalam semua kasus sampel menunjukkan tanda-tanda cedera paru-paru akut, termasuk pneumonitis, sejenis peradangan jaringan paru-paru yang tidak disebabkan infeksi.
Hasil penelitian mereka menunjukkan, bahwa cedera paru terkait rokok elektronik dapat menyebabkan pneumonitis kimia atau radang paru-paru oleh karena menghirup asap kimia. Namun masih belum jelas bahan kimia atau kontaminan apa yang menyebabkan penyakit.
Pekan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan, produk yang mengandung THC mungkin berperan penting dalam penyakit ini, dengan lebih dari tiga perempat pasien secara nasional melaporkan penggunaan produk rokok elektronik yang mengandung THC, bahan aktif dalam ganja. Dalam studi baru, 71% dari pasien melaporkan menguap dengan ganja atau minyak ganja.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa suatu zat yang dikenal sebagai vitamin E asetat, minyak yang berasal dari vitamin E, telah ditemukan dalam beberapa sampel produk yang diambil dari pasien. Selain itu, analisis baru-baru ini yang dilakukan oleh NBC News menemukan zat lain yakni pestisida bernama myclobutanil pada 10 vaping cartridge yang diperoleh dari dealer yang tidak berlisensi. Pestisida ini dapat diubah menjadi hidrogen sianida kimia ketika dibakar.
"Ini adalah krisis kesehatan masyarakat. Berdasarkan apa yang telah dilihat dalam penelitian kami, dugaannya ada sebagian besar kasus yang melibatkan kontaminan kimia, produk beracun atau agen berbahaya lainnya dalam cairan rokok elektronik," ujar Larsen
Sementara penyelidikan wabah sedang berlangsung, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS merekomendasikan orang-orang untuk menahan diri dari penggunaan produk-produk rokok elektronik, khususnya yang mengandung THC.