
Yogyakarta, gatra.net - Jumlah massa aksi "Gejayan Memanggil 2" pada Senin (30/9) menurun dibanding aksi perdana, Senin (23/9). Isu akan terjadi chaos disebut sebagai sebab.
Koordinator aksi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Farhan Mustofa mengatakan, jumlah peserta aksi Gejayan Memanggil 2 diperkirakan lima ribu orang. Tetapi, kata dia, jumlahnya tak seperti yang dibayangkan. Padahal aksi sebelumnya jumlah peserta diperkirakan sekitar delapan ribu orang.
"Iya betul menurun, karena adanya isu-isu bahwa akan ada chaos yang besar. Karena sudah ada beberapa korban mahasiswa di luar daerah," kata Farhan kepada gatra.net, Senin (30/9).
Ia mengatakan, peserta aksi dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta saja pada Gejayan Memanggil pertama sekitar seribu orang. "Aksi tadi (Gejayan Memanggil 2) hanya setengahnya saja," katanya.
Aksi Gejayan Memanggil 2 ini memiliki sembilan tuntutan. Pertama, menghentikan segala bentuk represi dan kriminalisasi terhadap gerakan rakyat. Tuntutan kedua, menarik seluruh komponen militer, usut tuntas pelanggaran HAM, dan membuka ruang demokrasi seluas-luasnya di Papua.
Ketiga, mendesak pemerintah pusat untuk segera menanggulangi bencana dan menyelamatkan korban dalam peristiwa kebakaran lahan dan hutan, juga menangkap dan mengadili pengusaha atau korporasi pembakar hutan. Selanjutnya, mendesak Presiden untuk mengeluarkan Perppu UU KPK dan mendesak Presiden menerbitkan Perppu terkait UU Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan.
Selain itu, mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, merevisi pasal-pasal yang dianggap bermasalah dalam RKUHP, menolak RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, RUU Keamanan dan Ketahanan Siber, serta RUU Minerba.
Tak ketinggalan, aksi ini menuntut penuntasan pelanggaran HAM dan HAM berat, serta mengadili penjahat HAM. "Jelas, selama tuntutan rakyat yang dibawa oleh mahasiswa ini belum dipenuhi, sampai mati pun kami akan terus menyuarakan aspirasi," kata Farhan.