
Yogyakarta, gatra.net - Pedagang memanfaatkan momen aksi demonstrasi "Gejayan Memanggil 2", di Jalan Affandi, Yogyakarta, Senin (30/9), untuk menjajakan makanan dan minuman, terutama bagi peserta demo. Namun rezeki pedagang di aksi lanjutan dari "Gejayan Memanggil", Senin (23/9) lalu, itu tak sebanyak pada momen sebelumnya.
Hal ini dirasakan Rudi (37), warga Banjarnegara, Jawa Tengah, penjaja es dawet. Ia mengatakan, pada aksi sepekan lalu ia berhasil menjual 200 porsi es dawet. Kala itu, ia berjualan sejak demo dimulai hingga demo berakhir menjelang Magrib.
Namun hari ini, sejak tengah hari hingga pukul 16.00 WIB saat pedemo berangsur bubar, ia baru menjual 50 porsi. "Menurun, padahal sudah menyiapkan porsi banyak untuk jualan di aksi ini," kata Rudi saat ditemui di Jalan Affandi, Senin (30/9).
Dawet khas Banjarnegara dijual Rp5.000 per porsi. Rudi mengatakan tidak menaikkan harga saat berjualan di tengah aksi unjuk rasa. "Sehari-hari biasanya jualan di daerah Jalan Babarsari, Sleman," katanya.
Pedagang bakpao asal Semarang, Jawa Tengah, Madi, baru memanfaatkan momen unjuk rasa kali ini untuk mengais rezeki. "Kalau aksi kemarin (Gejayan Memanggil pertama) tidak ikut jualan di sini," katanya. Madi bersyukur atas hasil dagangannya. Ia mampu menjual tak kurang seratus bakpao seharga Rp5.000 per bakpao.
Aksi Gejayan Memanggil 2 dimulai sekitar pukul 14.00 WIB di Jalan Affandi yang semula bernama Jalan Gejayan. Sampai pukul 16.00 WIB, demo masih berlangsung tapi peserta berangsur berkurang. Selain mahasiswa, para pelajar juga ikut aksi ini.