
Jakarta, gatra.net - Ketidakpastian ekonomi akibat perang dagang masih menghantui pertumbuhan ekonomi Indonesia. Terlebih, dengan adanya berbagai sentimen internal yang melanda Indonesia. Hal inilah yang membuat sikap investor asing bersikap tarik ulur untuk berinvestasi di Indonesia.
"Investor asing masih wait and see, karena yang mereka lihat adalah bagaimana kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia itu bisa lebih konsisten. Selama ini, mereka masih melihat bahwa kebijakan cenderung tidak konsisten," ujar Ekonom Universitas Indonesia (UI), Fithra Faisal setelah menghadiri IKF VIII 2019 bertemakan Capital Culture: Entering New Era of Culture with New Capital Mindset, di Jakarta, Kamis (26/9).
Oleh karena itu, Fithra menjelaskan bahwa perlu adanya pembenahan, khususnya untuk menarik foreign direct investment (FDI). Karena, untuk investasi portofolio sifatnya mudah datang dan pergi.
Peningkatan FDI tersebut bisa ditempuh melalui jangka menengah dan panjang. Misalnya, dengan membangun infrastruktur, industri, dan sumber daya manusia (SDM).
"Nah, itu yang perlu dibenahi. Tapi, perlu ada dimensi kebijakan yang berjangka pendek untuk memberikan sinyal positif kepada investor. Juga menciptakan kenyamanan investasi dengan konsistensi kebijakan," kata Faishal.
Ia menilai bahwa dengan memberikan sinyal positif dengan berbagai kebijakan, maka pembenahan guna menarik investor bisa teralisasikan. "Ini yang bisa di kejar. Ini juga yang kemudian dimiliki Vietnam. Tetapi kita tetap tertinggal dari sisi kepastian," pungkasnya.