Home Gaya Hidup Peringati Hari Maritim, Dharmasraya Gelar Arung Pamalayu

Peringati Hari Maritim, Dharmasraya Gelar Arung Pamalayu

Dharmasraya, gatra.net - Dalam rangka memperingati Hari Maritim Nasional, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, menggelar Arung Pamalayu di Batang Hari. Arung Pamalayu ini menjadi bagian dari kegiatan panjang Festival Pamalayu yang sudah dimulai sejak 22 Agustus.

Arung Pamalayu yang diikuti sekitar 50 sampan (perahu) ini mengarungi Batang Hari dari jembatan Sungai Dareh menuju dermaga komplek Candi Pulau Sawah. Masing masing perahu ditumpangi 10 orang, yang diikuti oleh ASN, pemangku adat, dan masyarakat Dharmasraya.

Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengatakan, Presiden pertama RI, Soekarno telah menerbitkan Surat Keputusan Nomer 249/1964 tentang penetapan tanggal 23 September menjadi Hari Maritim Nasional. 

"Dharmasraya ingin merayakannya di Sungai Batang Hari. Dimana sungai ini merupakan bagian dari sejarah besar kemaritiman Bangsa Indonesia. Dahulunya Batang Hari adalah urat nadi transportasi Kerajaan Melayu menuju Selat Malaka dan perdagangan rempah dengan bangsa lain," sebut Sutan Riska.

Selain itu menjadi urat nadi masyarakat pada peradaban lampau, Batang Hari  juga menjadi jalur ekspedisi Pamalayu Kerajaan Singashari menuju Dharmasraya. Namun, sekarang sungai Batang Hari keruh dan tercemar zat mercuri. 

"Dengan digelarnya Arung Pamalayu yang menjadi bagian dari Festival Pamalayu, menjadi komitmen kita bersama untuk menjaga Batang Hari. Dari hulu sampai hilir, kami juga minta perhatian presiden untuk membantu normalisasi sungai," sebut dia.

Batang Hari sungai terpanjang di Pulau Sumatera ini mengarung di delapan kabupaten/kota di Provinsi Sumbar dan Jambi, dengan panjang kurang lebih 800 kilometer. Sungai ini menyimpan catatan sejarah mulai dari hulu sampai ke muaranya, terutama berkaitan dengan peradaban Melayu.

Dalam catatan sejarah juga mencatat bahwasanya sungai ini pernah muncul suatu Kerajaan Melayu yang cukup disegani, yang kekuasaannya meliputi pulau Sumatera sampai ke Semenanjung Malaya.

Pada abad ke-7 sehiliran Batang Hari ini pernah menjadi titik perdagangan penting bagi beberapa kerajaan yang pernah muncul di pulau Sumatera, seperti Sriwijaya dan Dharmasraya.

201