
Jakarta, gatra.net – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMGK), mengimbau warga sebagian Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng), Bali, Madura, dan Lombok agar memeriksa bangunan rumah masing-masing akibat gempa yang berpusat di Tuban pada Kamis (19/9).
Selain itu, BMGK juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh informasi yang tidak jelas sumbernya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan alias kabar bohong atau hoaks.
"Hingga malam ini juga tidak berpotensi tsunami, sehingga bagi masyarakat pesisir kami harapkan tetap tenang," kata Kepala Stasiun BMKG Kabupaten Tuban, Desindra Dedi Kurniawan, dikutup dari Antara.
Sementara itu, ahli pondasi dan tanah dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Prof. Dr. Ir. Herman Wahyudi, kepada wartawan, menyampaikan, setelah gempa, warga harus memeriksa bangunan rumah masing-masing.
Menurutnya, untuk meminimalisir kerusakan, bangunan rumah lainnya harus ?tahan gempa. Salah satunya, pondasi bangunan harus sesuai metode dan perhitungan agar tahan terhadap gempa.
"Bangunan memiliki kualitas yang jelek, bangunan yang memiliki pondasi ramah gempa harus memiliki hitungan dan metode yang benar dengan memperhitungkan guncangan dan skala ritcher gempa," kata Herman.
Anak bangsa sudah berhasil membuat karya inovasi pondasi ramah gempa yakni Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) yang telah dikaji dan dikembangkan oleh PT Katama Suryabumi di Jakarta selaku pemegang paten.
"Bersama para pakar gempa dan tanah telah teruji aman dari risiko guncangan gempa pada ratusan gedung bertingkat di daerah rawan gempa, perlu adanya kajian lebih dalam dan regulasi pemerintah dalam mengurangi kerugian material dan jiwa," kata Kris Suyanto, Promotor Inovator KSLL.
Sebelumnya, gempabumi berkekuatan 5,6 Skala Richter (SR) berpusat di Tuban, Jawa Timur, terjadi sekitar pukul 14.06 WIB getarannnya cukup keras dirasakan warga Nusa Tenggara Barat (NTB). Tidak saja di Pulau Lombok, namun hal yang sama juga terasa hingga lima kabupaten/kota se-Pulau Sumbawa.
BMKG menyampaikan, gempa bumi di Jatim yang dirasakan hingga di NTB, disebabkan kedalaman gempa bumi tersebut 656 kilometer (masuk kriteria gempa bumi dalam). Kriteria gempa bumi dalam kedalamannya lebih dari 300 kilometer. Jika gempa bumi tersebut dalam dan magnitudonya besar, maka dampak guncangan di permukaannya juga luas.
Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Ardhianto Septiadhi, menyatakan, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi magnitudo 5,6 pada pukul 14.06 WIB, berada pada 6,40 Lintang Selatan dan 111,84 Bujur Timur atau 58 kilometer Barat Laut Tuban, Jatim, dengan kedalaman 656 kilometer.
Gempa bumi susulan dengan magnitudo 6,0 terjadi lagi pada pukul 15.31 WITA. Pusat gempa bumi berada pada 58 kilometer Barat Laut Tuban, Jatim, pada kedalaman 648 kilometer. Gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.