
Palembang, gatra.net - Kawasan kebun raya Sriwijaya di Sumatera Selatan (Sumsel) terbakar selama sepekan kemarin. Sebanyak 24,72 hektar (Ha) lahan terbakar dan sebagian besar ialah areal Daerah Aliran Sungai (DAS) atau yang juga berfungsi sebagai kawasan tata air. Setelah mengalami kerusakan akibat terbakar, kawasan tersebebut membutuhkan pemulihan.
Dikatakan Kepala UPTD Kebun Raya Sriwijaya, Zulkarnain sampai dengan hari Kamis (19/9) ini, titik api (hotspot) di areal Kebun Raya Sriwijaya sudah bisa ditangani, hanya beberapa hotspot yang berada di sekelilingnya yang masih berpotensi muncul kembali. Kondisi lahan gambut akan lebih memudahkan api mudah berpindah masuk ke kawasan hutan raya,”Sampai hari ini sudah tidak ada lagi hotspot, lahan masih dijaga karena di sekitaran masih muncul hotspot,”ujarnya kepada gatra.net.
Berdasarkan datanya, lahan yang terbakar mencapai 26,72 ha, namun sekitar 2 ha ialah bertopografi kolam yang juga berada di kawasan lahan terbakar. Beberapa tanaman seperti jelutung, gelam, tembesu, lebung dan lainnya juga ada yag terbakar. “Luasan lahan sudah bisa diukur yang terbakar, namun jumlah tanaman belum, masih diinventaris. Kawasan terbakar banyak di areal DAS kawasan, sehingga ada juga spesies tanaman yang terbakar,”ungkapnya.
baca juga : https://www.gatra.net/detail/news/444658/politik/walhi--sumsel-kian-berasap-akibat-gambut-kian-rusak
Untuk keseluruhan luasan lahan Hutan Raya Sriwijaya mencapai 44 ha, luasan tersebut dibagi atas kluster-kluster peruntukkan. Kluster pengembangan tanaman yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Lipi) tidak terbakar karena klusternya tidak berada di areal DAS. “Areal DAS ini lebih dominan tanaman yang dikembangkan perusahaan, seperti Medco dan lainnya. Kawasan ini memang punya kluster khusus dan berada di DAS,” terangnya.
Untuk pemulihan, Zulkarnain mengatakan masih akan berkordinasi dengan berbagai pihak lainnya, terutama steakholder yang berada pada kawasan kluster yang terbakar. “Sekarang masih dijaga, petugas satgas karhutla masih berada di kawasan untuk memastikan kondisi titik api,” pungkasnya.
Diketahui, Kebun Raya Sriwijaya diresmikan pada tahun lalu bekerjasama dengan LIPI. Pada kawasan ini, berbagai kluster dikembangkan guna menjadi media tanam tanaman obat dan vegetasi kawasan gambut. Kebun Raya Sriwijaya merupaka satu-satunya kebun raya di Indonesia yang bertopografi kawasan gambut.