Home Gaya Hidup Pagi Ini, Udara Palembang Kembali Berbahaya karena Asap

Pagi Ini, Udara Palembang Kembali Berbahaya karena Asap

Palembang, gatra.net – Pada Kamis (19/9) pagi, kualitas udara di Palembang kembali menurun. Udara Palembang kembali pada tingkat yang berbahaya bagi pernapasan.

Hasil pemantauan konsentrasi PM 10 di Palembang berdasarkan situs Badan Meteorlogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), diketahui pada pukul 06.00 wib, PM udara di Palembang mencapai 357,10 µgram/m3. Tingkat berbahaya udara Palembang terus meningkat sampai dengan pukul 08.00 wib yang mencapai 445,28 µgram/m3. Selama tiga jam, udara di Palembang berkatagori berbahaya bagi pernapasan. Pada pukul 09.00 wib, kualitas udara Palembang telah pada titik berbahaya paling rendah yakni 355,19 µgram/m3.

Baru kemudian, udara di Palembang menurun namun masih berada pada status sangat tidak sehat dan sampai dengan pukul 10.00 wib, konsentrasi PM10 mulai mengalami penurunan.

baca juga : https://www.gatra.net/detail/news/444556/gaya-hidup/udara-di-palembang-katagori-berbahaya-akibat-asap

Keberadaan asap di kota Palembang, diterangkan oleh Kasi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorlogi SMB II Palembang, Bambang Beni Setiaji, karena adanya pergerakkan angin permukaan dari tenggara dengan kecepatan 5-20 Knot (9-37 Km/jam) mengakibatkan asap dari sumber hostpot di sejumlah daerah masuk ke Palembang.

“Sumber dari Lapan menyebutkan, titik api di kawasan SP Padang, Banyuasin I, Pampangan, Pedamaran, Tulung Selapan, Cengal, Pematang Panggang, Air Sugihan, Pedamaran dan Mesuji. Intensitas smoke, akan meningkat pada dini hari menjelang pagi, yakni pukul 01.00-07.00 wib,” ujarnya.

baca juga : https://www.gatra.net/detail/news/445306/kesehatan/herman-deruudara-berstatus-berbahaya-kita-buat-safe-house

Labilitas udara yang stabil pada saat itu, mengindikasikan asap dengan kelembapan rendah dengan partikel kering di udara yang dihasilka dari proses pembakaran. Potensi diperburuk karena adanya kelembapan yang tinggi (partikel basah/uap air) sehingga membentuk kabut asap (smog).

Dikatakan Beni, beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat saat kualitas udara memburuk diantaranya selalu mengecek kualitas udara pada website yang telah disediakan BMKG, menjaga kualitas udara di udara agar lebih sehat, mengurangi aktivitas di luar ruangan, menggunakan masker, dan memperbanyak minum air putih,”Terpenting, masyarakat tidak membakar lahan dan hutan,” pungkasnya.

 

253