
Jakarta, gatra.net - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo mengungkapkan kesulitan pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang tengah terjadi di Riau dan sejumlah provinsi di Indonesia.
"Memadamkan lahan gambut ini bukan pekerjaan mudah. Upaya pemadaman ternyata tidak bisa menjamin gambut akan padam. Bahkan di Sumsel, ada satu tempat yang sampai hari ini gambut belum padam. Ini pekerjaan besar bagi kita semua. Ketika terjadi kebakaran memadamkannya sangat sulit," kata Doni kepada wartawan dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (14/9).
Lahan gambut terluas yang terbakar terdapat di Riau dengan luas area terbakar mencapai 40 ribu hektare. Sejauh ini, BNPB telah mengerahkan 42 unit helikopter untuk melakukan pemadaman, namun tidak kunjung padam.
Lebih lanjut, Doni mengungkapkan jumlah hotspot atau titik api terus meningkat dari hari ke hari. Ini mengakibatkan ketebalan asam dan polutan yang ada semakin tinggi.
"Kenapa semakin hari jumlah hotspot makin meningkat? Sebab curah hujan nyaris tidak ada, sementara jumlah lahan gambut yang terbakar sangat besar mencapai lebih dari 80 ribu ha dari jumlah luas lahan yang terbakar sampai 31 Agustus mencapai 238 ribu ha," jelasnya.
Doni mengaku Pemerintah dalam hal ini BNPB bersama sejumlah kementerian bersama Polri dan TNI sejauh ini telah melakukan berbagai upaya maksimal untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan.
"Kita juga melihat bahwa sinergitas di pusat sangat baik, dari kementerian LHK dan mabes Polri dan TNI didukung semua komponen yang ada sudah berusaha. Kita rapat hampir tiap minggu," pungkas Doni.
Diketahui, Karhutla telah mengakibatkan kepulan asap di sejumlah daerah di Sumatera dan Kalimantan dengan kualitas udara terparah di Pekanbaru, Riau dan Sampit, Kalimantan Tengah.