Home Ekonomi Pembangunan BIBU Harus Hormati Budaya Lokal

Pembangunan BIBU Harus Hormati Budaya Lokal

Jakarta, gatra.net - Warga Desa Kubutambahan, Buleleng, Bali, mengharapkan agar pembangunan Bandar Udara (Bandara) Bali Utara (BIBU) menghormati budaya lokal karena di wilayah ini terdapat banyak pura dan desa adat.

Made Wijanaka, salah satu warga Desa Kubutambahan, dikutip dari Antara, Kamis (12/9), menyampaikan, pihak terkait berkonsentrasi di lahan milik adat seluas 370 hektare (ha).

"Mereka hanya konsentrasi di lahan milik desa adat yang 370 hektare itu. Apa mereka pikir kami ini akan menerima begitu saja pembangunan bandara ini," katanya.

Selain itu, Made Wijanaka menyampaikan, membangun bandara di darat akan menimbulkan banyak konflik karena bakal banyak lahan subur yang harus dikorbankan dan masyarakat tentunya sangat keberatan.

"Saya pikir masyarakat akan berpikir 100 kali menyerahkan tanah begitu saja kepada pihak konsorsium," ujarnya.

Terkait dengan konsorsium yang baru-baru ini melakukan pengukuran tanah di lahan tersebut, Wijanaka menyebutkan, pihaknya sama sekali tidak ada komunikasi dengan mereka.

Sementara itu, penyarikan Desa Adat Yeh Sanih menyatakan, pihaknya sampai saat ini tidak pernah dihubungi pihak-pihak yang hendak membangun bandara.

"Kami sudah sepakat tidak mau menyerahkan lahan tersebut. Kami akan lebih berhati-hati, mengingat ini tanah milik desa adat," katanya.

Made Suwindra yang juga ketua LPM Yeh Sanih, menilai jika pembangunan bandara di darat dipaksakan maka ini akan membuat kegaduhan lagi di Desa Kubutambahan dan sekitarnya.

Made menyampaikan demikian karena menurutnya hampir 80% krama Desa Adat Kubutambahan tidak setuju pembagunan bandara di darat. Khususnya untuk desa adat Yeh Sanih, hampir seluruhnya menolak pembangunan bandara di darat ini.

Warga meminta agar Presiden Jokowi segera turun tangan mengatasi masalah ini pasalnya dari duhulu pemerintah berjanji mengeluarkan penentuan lokasi, kenyataannya sampai sekarang tidak ada.

Menurut Suwindra, pembangunan di darat nanti akan banyak mengorbankan fasilitas umum seperti pura, situs-situs. Selain itu, akan terjadi bedol desa, ada ratusan warga yang akan tergusur.

465

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR