
London, gatra.net - Pemerintah Inggris menyatakan, siswa internasional akan dapat tinggal di negara itu untuk mencari pekerjaan hingga dua tahun setelah mereka lulus. Hal itu berdasarkan peraturan baru yang diumumkan oleh pemerintah pada Rabu (11/9).
Kontribusi penting yang diberikan mahasiswa internasional kepada negara dan universitas kita adalah budaya dan ekonomi. Kehadiran mereka bermanfaat bagi Inggris, ujar Menteri Pendidikan, Gavin Williamson.
Mantan Perdana Menteri, Theresa May memperkenalkan aturan ini ketika ia masih menjabat menjadi Menteri Dalam Negeri. Dalam aturan itu, siswa hanya diizinkan untuk tinggal selama empat bulan setelah mereka menyelesaikan pendidikan mereka.
"Universitas kami berkembang menjadi lembaga global yang terbuka. Memperkenalkan rute pascasarjana memastikan sektor pendidikan tinggi bergengsi kami akan terus menarik talenta terbaik dari seluruh dunia ke Inggris," lanjutnya.
Pemerintah mengatakan rute lulusan baru akan memungkinkan siswa untuk bekerja, atau mencari pekerjaan, di tingkat keterampilan apa pun. Selain itu, mereka juga dapat beralih ke visa kerja jika mereka menemukan pekerjaan yang memenuhi persyaratan.
Dia juga mengatakan, tidak akan ada batasan pada jumlah siswa yang dapat mendaftar untuk rute pascasarjana. Sekitar 450 ribu siswa internasional per tahun yang belajar di Inggris.
Hal ini akan berlaku bagi mereka yang memulai tingkat sarjana atau di atas kursus mulai tahun depan dalam mata pelajaran apa saja di Universitas UK. Kampus itu merupakan yang tepercaya atau penyedia pendidikan tinggi yang memiliki rekam jejak yang terbukti dalam menegakkan pemeriksaan imigrasi.
"Tentang waktu. Seharusnya membalik kebijakan konyol ini bertahun-tahun lalu. Inggris harus selalu terbuka untuk talenta terbaik dari seluruh dunia," imbuh Menteri Keuangan, Sajid Javid di akun Twitter-nya.
Kendati begitu, langkah itu tidak seutuhnya diterima oleh semua pihak. Hal itu muncul dengan adanya kekhawatiran akan tingkat imigrasi yang menjadi pendorong utama di balik pemungutan suara Britania pada 2016 lalu untuk meninggalkan Uni Eropa.
Migration Watch, yang mengkampanyekan gerakan pengurangan imigrasi mengatakan, aturan itu merupakan langkah retrograde. Artinya, hal itu dapat menyebabkan siswa asing yang tinggal di Inggris melakukan pekerjaan dengan keterampilan rendah.
"Pemerintah tampaknya hanya memunculkan ide-ide tentang bagaimana meningkatkan imigrasi," katanya di Twitter, seperti dilansir Reuters, Rabu (11/9).