
Sleman, gatra.net - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengatakan indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia belum istimewa tapi telah mengalami peningkatan. Ketua KPK membantah anggapan salah satu calon pimpinan KPK yang menyatakan KPK jalan di tempat.
“KPK jalan di tempat? (Tidak), Anda tadi sempat melihat tayangan presentasi di depan?” kata Agus kepada gatra.net usai menghadiri Festival Konstitusi dan Anti Korupsi ke-IV di Universitas Gajdah Mada (UGM), Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (11/9).
Menurut Agus, IPK Indonesia yang saat ini 38 jauh lebih baik bila dibandingkan dengan kondisi pada masa reformasi saat lembaga antisuap ini baru lahir. Saat itu, skor IPK Indonesia adalah 17.
Bila dibandingkan dengan Brunei Darussalam yang berpenduduk sekitar 600 ribu orang atau Singapura dengan 6 juta jiwa, IPK Indonesia memang kalah jauh. Namun dibanding Malaysia yang berpenduduk 40 juta jiwa, Agus menganggap Malaysia menjadi lawan dalam pembernatasan korupsi.
“Saat ini IPK kita di bawah persis Malaysia di tingkat ASEAN. Tapi jika melihat peningkatan 21 poin, kita patut berbangga. Karena dalam periode yang sama, Malaysia kehilangan 4 poin, dari 51 menjadi 47,” ujarnya.
Untuk meningkatkan IPK ini, Agus mengatakan KPK tidak bisa bergerak sendirian. Semua komponen bangsa harus terlibat. Salah satunya dengan melakukan pencegahan tindak korupsi di kantor-kantor pemerintahan dengan mengubah penganggaran, pengadaan, dan pelaporan menjadi lebih baik. “Ini bukan pekerjaan KPK semata. Semua orang harus terus membicarakan dan terlibat untuk menjadi lebih baik,” katanya.
Peningkatan IPK Indonesia sejak kehadiran KPK ini dinyatakan Agus untuk menjawab pandangan satu calon pimpinan KPK Nawawi Pomolango saat mengikuti uji kelayakan calon pimpinan KPK di DPR, Rabu pagi.
Nawawi menyatakan sebagai lembaga yang memiliki kewenangan luar biasa, kinerja KPK biasa-biasa saja bahkan bisa dikatakan jalan di tempat. “Saya mengibaratkan KPK seperti berjalan di treadmill. Pandangan saya didasarkan pada IPK yang stagnan tanpa perubahan,” kata Nawawi.