
Jakarta, gatra.net - Ratusan massa gabungan Aktivis Corong Rakyat dan Pemuda Moeslim Jayakarta menggelar aksi damai di depan Istana Negara, Jakarta, Kamis (5/9).
Dalam aksinya, mereka yang sebelumnya menggelar aksi bela Pansel Capim KPK itu kini mengawal sepuluh nama hasil seleksi Pansel yang sudah disetorkan ke Presiden Jokowi agar tidak mendapatkan intervensi dari pihak-pihak manapun.
"Dari awal kami meminta dalam pemilihan Capim KPK tidak boleh ada intervensi dari pihak manapun. Pansel sudah bekerja maksimal, terbuka, dan mendengarkan semua aspirasi, jangan kambinghitamkan lagi dan dikriminalisasi," tegas koordinator aksi, Ahmad.
"Tolak intervensi pemilihan calon pimpinan KPK. Pak Presiden jangan dengarkan fitnah-fitnah yang menggiring opini menyesatkan untuk menjatuhkan sepuluh nama capim KPK dan pansel," sebut Ahmad lagi.
Lebih lanjut, Ahmad meminta kepada negara untuk mengaudit pihak-pihak yang mencoba-coba melakukan intervensi dari awal pemilihan calon bos KPK.
"Kami khawatir justru pihak-pihak yang gencar dari awal mengintervensi, mengatur-ngatur Pansel justru merekalah punya misi terselubung dan juga ada titipan. Ada udang di balik batu nampaknya. Maka itu sudah seharusnya negara audit kelompok-kelompok tersebut," terangnya.
Ahmad menilai sudah semestinya seseorang tetap mempunyai hak untuk dijaga harkat dan martabatnya. Menurut dia, penghukuman lewat opini menyesatkan tidaklah tepat karena berbagai masukan sudah diberikan kepada pansel KPK.
"Sepuluh nama yang akan disetor ke DPR itu sudah diverifikasi dan kami mengawal agar tidak ada nama yang berubah. Ingat fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Sudah saatnya KPK berbenah dengan kepemimpinan baru," jelas dia lagi.
Lebih jauh, pihaknya menyoroti kelompok WP KPK yang dari awal melakukan serangan terhadap lansel dan capim KPK. Ahmad menyebut ada upaya pembunuhan karakter terhadap capim dan pansel KPK.
"Ada kelompok barisan sakit hati yang menjalankan skenarionya untuk mencoreng wibawa Presiden Jokowi. Kami melihat ada yang belum ikhlas dan move on karena jago-jagonya tidak lolos seleksi. Jangan tanam rasa benci dan dendammu berlebihan kepada capim dan pansel. Justru semakin benci bisa menjadi cinta," pungkasnya.