Home Ekonomi DG BI: Manufaktur Berandil Pertumbuhan Ekonomi Mandek di 5%

DG BI: Manufaktur Berandil Pertumbuhan Ekonomi Mandek di 5%

Jakarta, gatra.net - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo, mengatakan bahwa terdapat dua tantangan untuk menumbuhkan sektor manufaktur. Tantangan tersebut juga sebagai salah satu penyebab dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus menerus berada di kisaran 5%.

Tantangan pertama, kata Dody, ialah cara untuk meningkakan rantai nilai domestik karena ada sektor-sektor unggulan Indonesia yang belum terhubung (linked atau interlinked) dengan sektor lain.

"Belum terhubung, linked atau interlinked, dengan sektor lain, teutama pendukungnya di domestik," ujarnya dalam Seminar Nasional "Peningkatan Interlinkage Antar Sektor untuk Mendukung Pengembangan Industri Pengembang Industri Otomatif, TPT, dan Alas Kaki", di Jakarta, Rabu (4/9).

Ketidaksambungan rantai antar sektor, kata Dody, menyebabkan beberapa wilayah penghasil produk pendukung, menjual hasil produksinya ke luar negeri.

Sementara, tantangan kedua, ialah kurang memprioritaskan produk unggulan di Indonesia. "Kita ingin dorong semua sektor. Tapi, kita juga punya sektor yang harus diprioritaskan," ujar Dody.

Adapun sektor yang diprioritaskan, menurut Dody ialah manufaktur, tekstil, otomotif, kimia, serta makan dan minum.

Untuk informasi, pertumbuhan sektor manufaktur di triwulan II 2019, hanya timbuh dikisaran 3,2% hingga 3,3%. Hal ini, kata Dody, hanya separuh dari pertumbuhan normalnya, yaitu 6% hingga 7%.  "Jadi, ini merupakan tantangan yang besar. Khususnya, bagaimana kita bisa dorong sektor manufaktur untuk terus tumbuh," ucapnya.

196