Nassau, gatra.net - Badai monster, Dorian, melanda Pulau Bahama, Senin (2/9). Gelombang laut dan angin ganas itu menewaskan sekitar lima orang. Petugas setempat langsung melakukan evakuasi massal di pantai timur AS. 

Perdana Menteri Bahama, Hubert Minnis menyebut, badai itu merupakan tragedi bersejarah bagi kepulauan Bahama. "Sejauh ini, kepolisian Bahama telah mengonfirmasi bahwa ada lima kematian di Abaco," kata Minnis dalam konferensi pers yang dilansir dari AFP, Selasa (3/9).

"Tim akan pergi ke Abaco sesegera mungkin untuk melihat kondisi dan melakukan proses identifikasi," ujarnya.

Ketika badai Dorian berhenti, Kementerian Pariwisata dan Penerbangan Bahama memulai operasi penyelamatan di beberapa bagian yang terkena imbasnya. Dari hasil ramalan cuaca, badai akan terus terjadi di Bahama hingga Selasa (3/9).

"Meskipun pelemahan bertahap, Dorian diperkirakan akan tetap menjadi badai yang kuat selama beberapa hari ke depan," kata pihak dari Badan Nasional Penanganan Badai (NHC).

NHC memperkirakan, gelombang badai 18 hingga 23 kaki di sebagian Grand Bahama disertai gelombang besar. Bencana alam ini bersifat destruktif. "Di jalur ini, inti badai Dorian yang sangat berbahaya akan terus menggempur Pulau Grand Bahama hingga Selasa pagi," ujarnya.

Pemimpin ketiga negara bagian AS timur telah memerintahkan penduduk pesisir untuk mengungsi. Wilayah tetangga, North Carolina juga telah menyatakan keadaan darurat.

Gubernur Florida, Rick Scott menulis pernyataan di Twitter, sedikit goyangan Barat akan membawa badai ke pantai dengan konsekuensi yang menghancurkan. "Jika kamu berada di zona evakuasi, keluarlah sekarang. Kami dapat membangun kembali rumahmu, tetapi tidak dapat membangun kembali hidupmu," tulisnya.