
Purwokerto, Gatra.com - Bulan Agustus 2019, Kota Purwokerto mengalami inflasi sebesar 0,42 persen. Angka ini lebih lambat dibandingkan bulan lalu yang mencapai 0,45 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Banyumas, Edy Aprotuwiyono, dalam laporannya mengatakan, secara umum, perkembangan harga sejumlah komoditas pada Agustus 2019 mengalami kenaikan. Penyumbang inflasi didominasi bahan makanan.
"Berdasarkan hasil pemantauan harga oleh BPS, pada Agustus terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 134,23 pada Juli 2019 menjadi 134,79 pada Agustus 2019," katanya, Senin (2/9).
Dia memaparkan, semua kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan inflasi di Kota Purwokerto pada Agustus 2019. Secara berturut, kelompok bahan makanan memberikan andil 0,15 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,11 persen dan kelompok perumahan andil 0,04 persen.
Selanjutnya, kelompok sandang memberi andil 0,06 persen, kelompok kesehatan andil 0,01 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga andil 0,01 persen, serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,04 persen.
Dia mengatakan, hingga bulan ini, cabai rawit masih menjadi komoditas penyumbang terbesar inflasi Kota Purwokerto pada Agustus 2019. Cabai merah memberi andil sebesar 0,18 persen, diikuti dengan cabai rawit dan sekolah dasar masing-masing memberi andil 0,09 persen, kemudian kacang panjang 0,07 persen.
Sedangkan sekolah menengah pertama, kangkung dan emas perhiasan masing-masing memberi andil 0,05 persen, kue basah 0,03 persen, serta sate dan beras masing-masing 0,04 persen.
"Dari perbandingan inflasi tahunan secara umum, menurut penghitungan inflasi tahun kalender 2019 (Januari-Agustus) terjadi inflasi 2,21 persen. Ini menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan 2018 (pada periode yang sama inflasi 1,84 persen). Untuk inflasi year on year (yoy) pada 2019 adalah 3,36 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan 2018 sebesar 2,868 persen," kata dia.
Dengan perkembangan tersebut, sambung Edy, inflasi Kota Purwokerto menempati peringkat ketiga untuk inflasi tertinggi dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang diamati perkembangan harganya. Kota Kudus mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,82 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Cilacap sebesar 0,33 persen.