
Medan, gatra.net - Asisten Administrasi Umum dan Aset Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) M Fitriyus bahwa menegaskan bahwa wisata halal di Danau Toba bukanlah menghilangkan budaya yang sudah ada.
M Fitriyus mencontohkan bahwa di negara-negara lain sudah ada yang menyiapkan fasilitas pendukung untuk muslim, misalnya Jepang, Korea Selatan dan lain-lain. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan ceruk pasar pariwisata.
Baca Juga: Pemprov Sumut Luruskan Isu Wisata Halal Danau Toba
Kata Fitriyus, jika ada budaya yang selama ini belum terekspos, maka tingkatkan lagi. Label halal tidak akan mengganggu budaya yang sudah ada. Halal yang dimaksud adalah menyiapkan sarana dan prasarana terkait hal itu.
“Bagaimana mau meningkatkan wisatawan jika tidak ada fasilitas pendukung yang diinginkan wisatawan?” ujarnya dalam konprensi pers terkait polemik wisata halal di Danau Toba.
Baca Juga: Mohon Doa, BPGKT Kawal Danau Toba di Rapat Counsil UGGp
M Fitriyus menyebutkan bahwa penerbangan ke Danau Toba kebanyakan dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Untuk itu fasilitas pendukung wisatawan dari negara tersebut sangat diperlukan.
Tidak hanya muslim, fasilitas pendukung seluruh masyarakat harus ada. Pemprov Sumut meluruskan informasi mengenai wisata halal di Danau Toba. Wisata halal yang dimaksud adalah menyediakan fasilitas pendukung yang diperlukan bagi wisatawan muslim.
Baca Juga: Pencemaran Air Ancam Wisata Danau Toba
Wisata halal bukanlah menghilangkan budaya yang sudah ada di daerah tempat wisata. Hal tersebut perlu dilakukan lantaran banyaknya wisatawan mancanegara yang datang ke Danau Toba.
Apalagi saat ini, wisatawan mancanegara yang paling banyak datang adalah yang berasal dari Malaysia dan sekitarnya. Penduduk negara tetangga itu mayoritas muslim. Untuk itu segala keperluan wisatawan tersebut harus disiapkan.
Reporter: Baringin Lumban Gaol