London, gatra.net - Studi tim ilmuwan dari King's College London menyebutkan, peminum wine memiliki keanekaragaman bakteri lebih besar dalam saluran pencernaan mereka. Peminum wine memiliki lebih banyak bakteri baik, daripada mereka yang minum alkohol jenis lain.

Penelitian itu diterbitkan di dalam jurnal Gastroenterology. Para ilmuan mencoba membandingkan efek bir, wine, dan arak terhadap populasi mikroorganisme di usus. Hasilnya, wine disebut berdampak positif bagi kesehatan usus. Tingkat obesitas dan kolesterol jahat dapat ditekan dengan wine.

Meski begitu, ilmuan tetap mengimbau agar wine diminum dalam takaran yang cukup. Jika terlalu banyak, wine justru berdampak buruk bagi kesehatan tubuh seseorang.

Dilansir AFP, penulis utama jurnal Gastroenterology, Caroline Le Roy mengatakan penelitian Semakin beragam bakteri baik, semakin bagus untuk kesehatan usus.

"Anda akan lebih mampu melawan penyakit dan menghasilkan lebih banyak metabolit dari makanan," katanya

Namun ia menekankan, butuh keseimbangan antara bakteri baik dan buruk di dalam usus. Jika tidak seimbang, justru dapat menimbulkan berbagai masalah, di antaranya penurunan kekebalan, penambahan berat badan, dan kolesterol tinggi.

Di sisi lain, alkohol juga disebut dapat memicu sejumlah penyakit. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, lebih dari 200 kondisi medis timbul dari kebiasaan mengonsumsi alkohol. Penyakit seperti gangguan mental dan perilaku, sirosis hati, beberapa jenis kanker, dan penyakit jantung timbul akibat alkohol.

Ahli saraf di University College London, Nik Sharma memperingatkan, penelitian wine masih harus diperdalam. Banyak kemungkinan yang dapat ditemukan daripada sekadar menyebut wine baik bagi usus.

"Penelitian itu harus ditindaklanjuti. Yang dilakukan saat ini menggunakan tikus, belum kepada manusia. Diperlukan penelitian lagi untuk mengeksplorasi lebih lanjut mekanisme yang mendasarinya," ujarnya.