Home Politik Kemhan akan Bentuk Satuan Pertahanan Negara di Ibu Kota Baru

Kemhan akan Bentuk Satuan Pertahanan Negara di Ibu Kota Baru

Jakarta, gatra.net - Direktur Jendral Strategi Perrtahanan (Strahan) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan) Mayjen TNI Rizerius Eko HS mengatakan di ibu kota negara baru akan ada satuan-satuan pertahanan baru untuk melindungi ibu kota. Namun, penempatan satuan tersebut sifatnya masih flexibel.

"Bahwa satuan tertentu implikasinya nanti mungkin adanya pemindahan atau pembentukan satuan baru di sana, yang bisa melindungi ibu kota secara keseluruhan. Baik itu dari sifatnya serangan fisik maupun non fisik," kata Rizerius kepada wartawan di Kantor Kemhan, Gedung A.H Nasution, Jakarta Pusat, Kamis (29/8).

Rizerius mengatakan, ibu kota adalah center of gravity dari suatu negara dan simbol negara. Bila nantinya pertahanan di wilayah ibu kota tak aman, maka ketika diserang akan bisa membahayakan keamanan negara.

"Maka negara itu akan lumpuh. Untuk itu maka keberadaan satuan TNI (Tentara Nasional Indoneaia) dalam prospektif pertahanan bagaimana kesatuan-kesatuan tersebut dapat melindungi ibu kota," Rizerius.

Rizerius mengaku belum tahu apakah nantinya Markas Besar TNI akan dipindahkan ke ibu kota baru. Yang pasti, nantinya akan ada satuan militer baru di sana.

"Ibu kota tentu dalam hal ini istana presiden, tentu perlu diback up oleh markas militer," katanya.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan lokasi ibu kota baru di Kalimantan Timur. Ibu kota baru terletak di antara Kabupaten Kutai Kertangera dan Kabupaten Penajam Paser Utara.

"Lokasi paling ideal menurut hasil kajian, lokasinya ada di sebagian Kabupaten Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa siang 26 Agustus lalu.
Jakarta, gatra.net - Direktur Jendral Strategi Perrtahanan (Strahan) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan) Mayjen TNI Rizerius Eko HS mengatakan di ibu kota negara baru akan ada satuan-satuan pertahanan baru untuk melindungi ibu kota. Namun, penempatan satuan tersebut sifatnya masih flexibel.

"Bahwa satuan tertentu implikasinya nanti mungkin adanya pemindahan atau pembentukan satuan baru di sana, yang bisa melindungi ibu kota secara keseluruhan. Baik itu dari sifatnya serangan fisik maupun non fisik," kata Rizerius kepada wartawan di Kantor Kemhan, Gedung A.H Nasution, Jakarta Pusat, Kamis (29/8).

Rizerius mengatakan, ibu kota adalah center of gravity dari suatu negara dan simbol negara. Bila nantinya pertahanan di wilayah ibu kota tak aman, maka ketika diserang akan bisa membahayakan keamanan negara.

"Maka negara itu akan lumpuh. Untuk itu maka keberadaan satuan TNI (Tentara Nasional Indoneaia) dalam prospektif pertahanan bagaimana kesatuan-kesatuan tersebut dapat melindungi ibu kota," Rizerius.

Rizerius mengaku belum tahu apakah nantinya Markas Besar TNI akan dipindahkan ke ibu kota baru. Yang pasti, nantinya akan ada satuan militer baru di sana.

"Ibu kota tentu dalam hal ini istana presiden, tentu perlu diback up oleh markas militer," katanya.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan lokasi ibu kota baru di Kalimantan Timur. Ibu kota baru terletak di antara Kabupaten Kutai Kertangera dan Kabupaten Penajam Paser Utara.

"Lokasi paling ideal menurut hasil kajian, lokasinya ada di sebagian Kabupaten Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa siang 26 Agustus lalu.
 

687

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR