Home Politik Kurang Komunikasi Dalam Proyek PLTA Batangtoru

Kurang Komunikasi Dalam Proyek PLTA Batangtoru

Jakarta, gatra.net - Menanggapi permasalahan PLTA Batangtoru yang ditentang oleh beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang dianggap merusak habitat asli orangutan Sumatera, Direktur Eksekutif Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia, Paul Butarbutar mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena kurangnya komunikasi. Menurutnya, tidak bisa satu pihak datang ke sebuah daerah dan langsung mendirikan suatu proyek tanpa ada pembicaraan terlebih dahulu.

"Apa yang terjadi pada PLTA Batangtoru adalah karena kurangnya komunikasi dari pihak pengembang proyek tersebut. Karena tidak bisa kita 'ujug-ujug' datang ke sebuah wilayah tertentu tanpa adanya pembicaraan dengan LSM dimana mereka fokus pada perlindungan habitat asli orangutan Sumatera," katanya saat ditemui usai diskusi Pojok Iklim di Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta Pusat, Rabu (21/8).

Paul mengatakan hal yang diproteskan oleh pihak LSM adalah upaya mitigasi dari pihak pengembang untuk habitat asli orangutan Sumatera. Sementara pihak pengembang dari PLTA Batangtoru belum memberikan hal tersebut sehingga proyeknya masih mendapatkan penolakan dari LSM setempat yang fokus pada penyelamatan orangutan.

"Sebenarnya, LSM ini tidak menolak 100% atas pembangunan PLTA Batangtoru karena yang mereka butuhkan adalah sebuah langkah mitigasi nyata untuk selamatkan habitat asli orangutan. Sebab poin utama dalam setiap pembangunan proyek apapun adalah saling pengertian antara satu pihak dengan yang lain sehingga semuanya berjalan selaras," katanya.

Paul menyarankan pengembang PLTA Batangtoru dapat belajar dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Sarulla yang tidak mendapatkan penolakan dari masyarakat sekitar. Ia mengatakan pengembang dari PLTP tersebut telah melakukan komunikasi yang baik dengan LSM dan masyarakat sehingga tidak ada hambatan ataupun penolakan dalam proyek tersebut.

351