


Banyumas, Gatra.com - Puluhan mitra driver (pengemudi) di wilayah Banyumas, Jawa Tengah menyegel dua kantor penyedia aplikasi ojek online di Purwokerto, Rabu (21/8). Aksi ini merupakan bentuk protes atas kebijakan pemangkasan bonus hingga 50 persen.
Peserta aksi yang berkumpul di Jalan Stadion Mini, Purwokerto mulai bergerak sekira pukul 13.00. Setelah menyegel kantor Gojek di Jalan Situmpur aksi dilanjutkan dengan penyegelan kantor Grab di Jalan Kolonel Sugiyono, Purwokerto.
Salah satu mitra GrabBike, Nanang Supriyadi mengatakan, aksi penyegelan kantor tersebut dilakukan karena para mitra belum mendapat penjelasan dari manajemen tentang kebijakan perusahaan. Menurut dia, pemangkasan bonus poin yang berlaku saat ini sangat memberatkan.
"Kami menuntut skema dikembalikan seperti dulu lagi. Dulu kalau dapat 150 berlian pengemudi dapat Rp135.000. Sekarang 210 berlian cuma dapat Rp125.000 itu sangat memberatkan kami yang harus kerja lebih dari 18 jam," katanya.
Selain persoalan itu, Nanang juga menuntut penghapusan kebijakan pembatalan pemesanan yang dapat menurunkan performa pengemudi. Apabila hal itu terjadi, maka driver kesulitan mengejar bonus.
Salah satu driver Gojek, Purwono mengatakan, tuntutan para mitra tersebut sebenarnya sederhana. Mereka meminta bonus dikembalikan seperti skema sebelumnya.
"Sebelumnya bonus Rp80.000 kalau tutup poin, yaitu 20 poin, sekarang dipangkas jadi Rp40.000," katanya.
Menurut dia, saat pemerintah mengeluarkan aturan mengenai tarif, Gojek justru memangkas bonus kita jadi 50 persen tanpa alasan yang jelas. Para mitra juga menuntut Grab agar menurunkan target yang dibebankan kepada pengemudi. Pasalnya di wilayah Banyumas, belum banyak masyarakat yang menggunakan jasa tersebut.
Dia mengatakan, di wilayah Banyumas terdapat sekitar 4.000 pengemudi Gojek. Sedangkan untuk Gocar ada sekitar 500 hingga 600 pengemudi.
"Tuntutan kita bonus Gojek kembalikan seperti semula. Kami meminta agar tidak semena-mena kepada driver, karena mereka jadi decacorn ujung tombaknya adalah driver, tanpa driver mereka bukan apa-apa," kata Purwono.
Ketua Umum Driver Online Banyumas Raya Kompak (Dobrak) Arby Rusmana mengatakan, penyegelan kedua kantor tersebut dilakukan hingga mitra driver dapat bertemu manajemen.
"Ini penutupan sementara untuk operasional selama tiga hari ke depan. Kami sudah berkomunikasi dengan Bupati Banyumas, Informasinya kami akan difasilitasi ketemu dengan manajemen," kata Arby.
Sebelumnya, para pengemudi ojol ini sempat melakukan audiensi dengan Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono di Pendapa Si Panji Purwokerto, Selasa (20/8) malam. Dari hasil pertemuan tersebut, Sadewo berupaya memfasilitasi tuntutan tersebut. Sebab, regulasi mengenai bonus berada di tangan penyedia aplikasi.
"Mestinya kalau bikin regulasi jangan mau menangnya sendiri, mendengarkan teman-teman di bawah, perhatikan kesejahteraan ojek online. Kalau ojol berhenti satu minggu saja, yang kena dan teriak tentu operator," kata Sadewo.