
Sleman, gatra.net - Kelompok-kelompok radikal sangat andal berorganisasi, termasuk dalam mengumpulkan dana dan merekrut anggota. Mantan Panglima Negara Islam Indonesia (NII) Ken Setiawan mengungkapkan, salah satu kelompok radikal menggalang dana dengan membuat yayasan yatim piatu.
Berbekal proposal dan kartu nama, mereka lantas mencari dana sumbangan di berbagai titik keramaian, seperti ATM, halte bus, dan pom bensin. Mencari dana dengan modus seperti ini hasilnya besar.
"Misal di ATM ada orang mengambil uang satu juta. Menyisihkan uangnya sepuluh ribu untuk disumbangkan, kan enteng," kata Ken di sela diskusi Kongres Pancasila di kampus UGM, Sleman, Jumat (16/8).
Baca Juga: Eks Panglima NII: 15 Atlet Pra PON Terpapar Radikalisme
Ia mengisahkan, sejak pagi sampai sore, seorang pencari dana bisa mendapat jutaan rupiah. Jumlah itu akan berlipatkali sesuai jumlah personel yang diturunkan untuk mencari dana.
"Kalau ada bencana, mereka panen. Mendatangi dari rumah ke rumah meminta sumbangan. Ini mencoreng nama organisasi yang memang pada dasarnya untuk membantu menyalurkan bantuan kepada masyarakat," kata Ken yang keluar dari NII pada 2003 dan mendirikan NII Crisis Center ini.
Baca Juga: Lewat Karya Visual, Milenial DIY Makin Sadar Bahaya Intoleransi Agama
Untuk merekrut anggota, kelompok itu masuk ke kalangan pelajar. Pelajar akan diajak untuk berkegiatan di luar sekolah saat liburan. Di sela kegiatan itu, pelajar akan diberi pemahaman mengenai paham radikal agam dan politik.
"Ketua OSIS yang didekati supaya ketika sudah menjadi anggota akan lebih mudah memberikan pengaruh kepada teman-teman di sekitarnya," ucap Ken mencontohkan.