Home Politik Timaru Minta Pemerintah Cabut Izin Sekolah Ajarkan Radikal

Timaru Minta Pemerintah Cabut Izin Sekolah Ajarkan Radikal

Semarang, gatra.net - Tim Anti Terorisme Universitas Diponegoro (Timaru) Semarang meminta pemerintah harus berani mengambil sikap tegas mencabut ijin operasional lembaga pendidikan (sekolah) yang mengajarkan ideologi radikalisme.

Hal ini disampaikan Ketua Timaru Semarang, Dr. Muhammad Adnan, M.A, pada “Seminar Radikalisme & Kebudayaan” yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Undip di Semarang, Rabu (14/8).

Menurut Adnan, pengaruh ideologi dan gerakan radikalisme saat ini sudah masuk ke lembaga pendidikan tingkat pra sekolah formal dan pendidikan tingkat dasar (SD).

Ia menyebutkan, beberapa waktu sejumlah sekolah dasar melarang siswanya memberikan hormat kepada bendera merah putih dan menyanyikan lagu Bagiku Negeri karena dianggap musyrik, menuhankan bendera serta negara.

Bila kondisi ini tidak ditindaklanjuti maka problem radikalisme akan terulang lagi di lembaga pendidikan lebih tinggi, akhirnya saat mereka masuk bangku kuliah sudah menjadi kader radikalis yang militan

“Pemerintah harus bersikap tegas bila ada bukti kuat lembaga pendidikan menyebarkan paham radikalisme maka ijin operasionalnya langsung dicabut,” katanya.

Mantan Ketua Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah (Jateng) ini lebih lanjut, menyatakan sikap tegas itu akan menjadikan pengelola sekolah tidak berani mencoba-coba mengajarkan paham radikalisme kepada peserta didik.

Lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah (SMP) harus diseterilkan dari ancman pengaruh radikalisme. Sebaliknya perlu penguatan karakter anak didik dalam berbangsa dan bernegara.

“Ancaman pengaruh radikalisme yang sudah menyasar di kalangan anak-anak sekolah dasar dan menengah sangat memprihatinkan, angkanya memang masih kecil, agar tidak semakin membesar maka sejak dini harus dipotong,” ujar Adnan.

Guru besar antropologi King Fahd University Saudi Arabia, Prof Sumanto Al Qurtubi MA, Ph.D dalam kesempatan sama menyatakan, sebagai negara sedang mengembangkan demokrasi, Indonesia menjadi lahan subur dan ideal untuk pembiakan berbagai macam ideologi termasuk radikalisme.

“Ideologi radikalisme, berhasil menyusup ke Indonesia dengan menumpang gerakan reformasi dan demokratisasi,” ucap dia.

Menurut Sumanto, kepribadian dan karakter bangsa yang kuat menjadi modal untuk menghadang gerakan dan menghalau ancaman radikalisme, baik dalam balutan isu agama (Islam) maupun sekulerisme.

Ketua Program Studi Antropologi FIB Undip Dr. Amiruddin M.A, menyatakan budaya menjadi salah satu filter berbagai paham yang masuk ke tengah-tengah masyarakat.

“Ideologi radikalisme yang identik dengan kekerasan akan tertolak oleh masyarakat yang masih menghormati budaya-budaya lokal yang ada,” ujar dia.

633