
Jakarta, gatra.net - Sebanyak 20% kaki orang Indonesia mengalami kelainan pes planus atau kaki datar. Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp. KFR dalam sebuah diskusi dan launching sepatu pendukung ibadah haji di Menteng, Jakarta Pusat.
“Kalau dari penelitian saya, itu ada riset prevalensi kaki yang datar pada kira-kira 9 kloter jemaah haji,” kata Syarief yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT RS Haji Jakarta ini, Rabu (14/8).
Berdasarkan riset yang dilakukannya sejak 2008, kaki orang Indonesia yang normal melengkung sekitar 2,5 inci dengan panjang telapak kaki lebih pendek dibandingkan orang Eropa dan Afrika. Tetapi pada 20% orang Indonesia, kakinya hanya memiliki sedikit lekukan (kurang dari 2,5 inci) bahkan datar.
"Kaki datar itu ada dua, yang rigid dan fleksibel. Kalau rigid, dia butuh pisau untuk dicongkel, menghilangkan kapalannya. Tapi kalau fleksibel bisa dibantu dengan insole (bantalan pada sepatu) dengan pemakaian minimal enam bulan dan stretching," ujar Syarief.

Lebih lanjut ia menerangkan, bentuk kaki datar akan memengaruhi kemampuan kaki untuk berjalan. Saat kaki mengungkit, dia akan menggeser berat badan ke jempol kaki sehingga kontraksi otot-otot tungkai juga akan bertambah. Hal ini mengakibatkan tulang belakang, paha, hingga betis berkontraksi dan mempercepat terjadinya capek otot (fatigue muscle).
Syarief juga menekankan agar tidak menganggap sepele persoalan pada kaki karena hal tersebut bisa mempengaruhi bagian tubuh lain yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas dalam kegiatan sehari-hari.
“Lelah yang bercampur pegal, tekanan batin, panas suhu, dan lain-lain itu semua jadi satu manifestasi klinis sehingga timbul jantung rematik. Trigger-nya lelah tadi,” imbuh Syarief.
Sepatu yang baik, menurut Syarief, semestinya memiliki insole yang menopang lengkungan kaki. Namun, memang tidak semua sepatu yang dijual di pasaran memiliki fitur itu. Insole berfungsi menstabilkan posisi kaki sehingga bisa berjalan jauh tanpa kontraksi berlebihan.
"Kaki normal pun butuh insole, apalagi kalau dia terbiasa berjalan jauh. Tapi, kebanyakan sepatu yang dijual tak ada insole-nya. Kalau pun ada itu tipis, enggak menunjang," tuturnya
Hidayat Adhiningrat P.