
Moskow, gatra.net - Pihak Kremlin mengklaim bahwa pihaknya memenangkan perlombaan pengembangan senjata nuklirnya dengan Amerika Serikat (AS) meskipun mengalami kecelakaan roket misterius pada minggu lalu di Rusia bagian utara yang sempat menyebabkan lonjakan tingkat radiasi.
"Presiden kami (Vladimir Putin) telah berulang kali mengatakan bahwa pengembangan Rusia di sektor ini (teknologi roket nuklir) secara signifikan melampaui tingkat yang telah dikelola oleh negara-negara lain," ucap juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Selasa (13/8), seperti dilansir dari Reuters.
Ketegangan antara Moskow dan Washington mengenai kontrol senjata telah diperburuk oleh dianulirnya perjanjian nuklir Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) pada bulan ini. Rusia mengatakan bahwa mereka juga prihatin perjanjian kontrol senjata penting lainnya bisa terancam.
Sementara itu, Rosatom, badan nuklir Rusia, mengatakan bahwa kecelakaan nuklir pada 8 Agustus terjadi selama uji coba roket di platform laut di sekitar Laut Putih, dan menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai tiga orang lainnya. Pemerintah Rusia menetapkan orang-orang yang tewas selama tes itu sebagai pahlawan negara.
Kemudian, Presiden AS, Donald Trump mengatakan di Twitter pada hari Senin (12/8) bahwa AS telah "belajar banyak" dari ledakan yang terjadi selama pengujian rudal itu. Trump juga mengklaim bahwa AS pun sedang mengembangkan teknologi yang sama namun lebih canggih.