_thumb.jpg "Bupati Manggarai Barat Minta Masyarakat Harus Berantas Judi Online")
_(1)_11zon1_thumb.jpg "Keluarga Optimistis Menangkan PSU DPD RI Eks Terpidana Kasus Suap")
Jakarta, gatra.net - Pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi mengatakan bahwa apa yang dilakukan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri terkait permintaan jatah menteri ke Presiden Joko Widodo cuma sebagai canda kultur.
"Ya, itu kan gurau-gurau saja," kata Kristiadi saat ditemui gatra.net, Senin (12/8).
Kristiadi mengatakan bahwa apa yang disampaikan Megawati disebut sebagai guyon parikeno. "Itu ngelucu-ngelucu yang memiliki maksud dan inti. Disampaikan dengan suasana yang sangat cair, tidak ada pressure," katanya.
Sebelumnya, pada Kamis 8 Agustus silam, Megawati terang-terangan meminta jatah menteri terbanyak pada acara Kongres V PDIP di Hotel Grand Inna, Bali.
Pada acara tersebut Megawati berucap, "ini dalam kongres partai Pak Presiden, saya minta dengan hormat PDIP akan masuk dalam kabinet dengan jumlah menteri yang terbanyak," katanya.
Orang-orang, lanjut Kristiadi, bermain tafsir mengenai hal tersebut. "Politik kadang-kadang, ya, begitu," ujar Kristiadi.
Lebih lanjut, ia juga berpendapat bahwa semua adalah hak prerogatif Jokowi sebagai presiden. Jadi tidak ada paksaan. "Terserah Jokowi juga, kan. Tergantung bagaimana nanti putusan-putusan yang diambil oleh presiden," ucapnya.
Namun, menurut Kristiadi kalau gurauan itu bisa menjadi kenyataan juga tidak apa-apa.
