Jakarta, gatra.net - Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) mendukung penuh upaya global menanggulangi dampak perubahan iklim melalui metode Nature Based seperti yang diungkap dalam laporan terbaru Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada 8 Agustus kemarin.
"Mengurangi deforestasi secara drastis, melakukan penanaman kembali, dan menjaga ekosistem-ekosistem penting dan esensial seperti gambut atau mangrove," kata Pengkampanye Keadilan Iklim & Global Isu di WALHI, Yuyun Harmono.
Baca Juga : Gelombang Panas Percepat Kerusakan Terumbu Karang
Baca Juga : LIPI: Perlu Ada Pemahaman tentang Perubahan Iklim
Ia meneruskan bahwa ada empat skenario yang didorong IPCC. Dari keempat skenario itu ada tiga skenario yang menyertakan bioenergi, carbon capture, dan storage, katanya.
"Bioenergi sendiri adalah sumber energi yang didapatkan dari sumber yang berbasis tanaman, seperti sawit dan biomasa," ujar Yuyun di hadapan awak media (9/8).
Namun, bioenergi, menurut hasil report IPCC justru merupakan penyebab dari semakin tingginya emisi dari sektor berbasis lahan. "Mereka (IPCC) melihat bahwa ketika pengembangan bioenergi semakin meningkat, itu akan menyebabkan kelangkaan pangan bagi sekitar 150 juta masyarakat dunia," Yuyun menambahkan.
"Jadi, jika kita mau menurun emisi secara drastis. Mana mungkin justru penyebab dari emisi ini direkomendasikan sebagai solusi terhadap perubahan iklim itu sendiri," jelasnya.
Langkah Nature Based, lanjut Yuyun, adalah langkah penting. Kita tidak mau bioenergi, terutama yang berbasis sawit dan hutaman tanaman industri, itu dianggap sebagai solusi dalam konteks perubahan iklim.
"Bagaimana seharusnya pemerintah merespons berbagai rekomendasi dari hasil report tersebut", jelas Yuyun.
288