
Jakarta, gatra.net - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester II dianggap masih bisa mencapai 5,25% atau mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk mencapai ke level 7.000. Meskipun, pada kuartal II 2019 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 5,05%.
President Director of Sucor Asset Management, Jemmy Paul Wawointana mengatakan, pelemahan terjadi akibat comodity sweetness, khususnya untuk sektor batubara dan CPO yang menjadi salah satu penyumbang terbesar terjadinya pelemahan.
"Jadi, ekspor paling besar Indonesia itu berada di range CPO. Meski, sempat memburuk namun per kuarter menunjukkan performa yang baik," ujarnya dalam Lembaran Baru Dunia Investasi Indonesia, CommonwealthBank, di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Kamis (8/8).
Ia juga menjelaskan, harga CPO sudah mengalami kenaikan dari sebelumnya kurang dari Rp.2000 menjadi lebih dari Rp2.000. Hal tersebut, kata Jemmy dipengaruhi oleh berkurangnya dampak supply yang sempat over di internal market. Sehingga, harga CPO bisa meningkat.
Selain itu, ialah adanya stabilitas politik yang mendorong terjadinya peningkatan aktivitas khususnya pada sektor manufaktur. Jemmy mengatakan, hal ini terjadi karena sebelumnya para investor masih wait and see terkait adakah suatu perubahan rezim pemerintahan.
Untuk informasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2019 berhasil mencapai 5,07%. Persentase tersebut jelas lebih tinggi 0,2% dibandingkan dengan kuartal II 2019. Sedangkan, untuk IHSG hari ini ditutup menguat pada level 6274.67.