
Jakarta, gatra.net - Gim bukan hanya untuk anak muda, melainkan juga bagi orang dewasa. Bahkan, orang dewasa lebih agresif dalam mengeluarkan uangnya untuk melakukan transaksi di dalamnya.
Ketua Umum Asosiasi Game Indonesia (AGI), Cipto Adiguno menjelaskan, transaksi yang dilakukan oleh orang dewasa lebih besar 80% dibandingkan dengan para remaja.
"Setiap negara beda-beda ya, data terakhir itu 2016, 50% orang yang main gim dan mengeluarkan duit untuk main gim itu 35 tahun ke atas. Karena yang anak-anak muda itu mungkin lebih banyak yang main, tapi mereka ngga punya duit. Jadi mereka main aja yang banyak. 50% orang yang main itu 35 tahun ke atas dan pengeluarannya itu 70%-80% dari mereka. Walaupun 50-50 sama anak muda dengan orang dewasa, yang dewasa ini ngeluarin duitnya lebih banyak," katanya kepada gatra.net, Rabu (7/8).
Menurutnya, saat ini usia tidak membatasi seseorang untuk bermain gim. Maka dari itu, gim menjadi pilihan masyarakat untuk meluapkan penat dari aktivitas sehari-hari.
"Sekarang itu lucunya, gim itu bukan mainan anak-anak lagi. Sebagai contohnya ya, waktu itu ban mobil bocor dan dateng ke tempat tambel ban, tapi dibilang [pegawai] sebentar ya lagi main gim. Padahal saya mau bayar jasa dia, jadi itu sangat demokratis dan sangat mudah di akses buat semua orang," ujar dia.
Namun, meskipun begitu, uang yang ditransaksikan melalui gim langsung keluar dari Indonesia. Dengan begitu, pendapatan industri gim pun masih belum berkembang secara signifikan.
"Kita itu banyak orang Indonesia yang main game, directly uangnya langsung keluar, kita ngga dapet apa-apa, ngga ada perusahaan Indonesia yang dilewati sama sekali, jadi [pendapatan] bisnis kita ngga naik, pajak ngga dapet, duit kita keluar semua," tutupnya.