
Solo, gatra.net - Kementerian Sosial menyatakan penyaluran bantuan pangan non-tunai menggunakan beras Bulog. Untuk menyalurkan beras ini, Kemensos juga menjadikan Bulog sebagai manajer pasokan.
Hal ini dikatakan Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita saat ditemui di Sunan Hotel, Solo, Rabu (7/8). Penyaluran beras Bulog untuk bantuan ini sudah terlaksana.
"Untuk penyaluran di daerah, kami melibatkan Bulog sebagai manajer supliernya. Sehingga Bulog menjadi koordinator di tiap wilayah," ucap Agus.
Baca Juga: Tak Tersalurkan, 2,3 Juta Ton Beras Bulog Terancam Busuk
Menurutnya, dalam penyaluran beras Bulog kali ini, Kemensos melibatkan pengusaha lokal sebagai pemasok bahan-bahan di warung gotong royong elektronik atau E-Warong.
"Jadi suplier tidak perlu khawatir. Mereka tetap bisa memasok beras ke E-Warong. Hanya saja mereka mengambil beras dari Bulog. Jadi mereka tidak perlu merasa terganggu," ucapnya.
Dalam kerjasama ini, suplier harus mengambil beras dari Bulog. Menurut Agus, hal ini tidak menjadi kendala bagi suplier karena para suplier merupakan pedagang, bukan petani. "Suplier yang latar belakangnya pengusaha ini bisa tetap memiliki margin (keuntungan)," ujarnya.
Baca Juga: Penyaluran Bantuan Sosial Masih Bermasalah
Namun Agus menekankan, beras Bulog di program BPNT ini harus berkualitas baik dan bantuan tersebut tepat sasaran, kualitas, kuantitas, administrasi, serta waktu. "Bulog sudah memberikan komitmen mengenai pelayanan yang tetap baik," ucapnya.
Beberapa waktu lalu Bulog mengeluhkan stok 2,3 juta beras yang tak tersalurkan. Gara-garanya, Kementerian Sosial membatasi penyerapan beras Bulog untuk program BPNT.