
Tanjungpinang, gatra.net - Kinerja Ekspor Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang masih belum membaik nampaknya telah menjadi ancaman serius pergerakan ekonomi daerah ini.
Sebab Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri mencatat, ekonomi di Kepri masih terparkir di 10 besar terendah di Indonesia lantaran tertahan oleh kinerja ekspor yang masih buruk.
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Kepulauan Riau, Zunadi mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Kepri yang dihitung berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) konstan triwulan II 2019 terhadap PDRB konstan triwulan II tahun 2018 malah menempatkan Kepri pada posisi ke-9 terbawah.
Angka itu pun didapat setelah pihaknya mengurutkan pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun di seluruh provinsi yang ada di Indonesia.
"Pertumbuhan ekonomi Kepri pada triwulan kedua 2019 menguat di angka 4,66 persen. Secara umum bergerak sedikit lebih cepat dibanding tahun lalu dan secara komulatif, ekonomi di Kepri tumbuh sebesar 4,72 persen," katanya kepada gatra.net, Selasa (6/8).
Tapi, meski pertumbuhan ekonomi Kepri di awal tahun dinilai bagus, Zunadi mengingatkan bahwa nilai ekspor musti diwaspadai. Ini musti didodrong biar tumbuh lebih cepat.
"Pertumbuhan ekonomi dari sektor penggalian tambang juga perlu didorong karena mengalami kontraksi. Kenapa harus didorong, lantaran industri pertambangan memberikan andil pertumbuhan 2,86 persen dan komponen pengeluaran pembentukan modal tetap bruto juga memberikan andil 2,64 persen," katanya.
Lantas pengeluaran rumah tangga memberikan andil pertumbuhan sebesar 2,00 persen. Ia pun meminta semua pihak untuk menjaga pertumbuhan industri yang saat ini dinilai sudah baik.
"Ini kan sebuah momentum dan harus dijaga, jangan sampai investor kabur ke negara lain karena situasi bisnis buruk terjadi di Kepri," Kata Zunadi.
Reporter: Fathur Rohim