
Tokyo, gatra.net - Kelompok penelitian di Jepang yang dipimpin Hiromitsu Nakauchi, seorang profesor dari Universitas Stanford, menerima persetujuan dari pemerintah Jepang pada 24 Juli 2019 untuk melanjutkan penelitiannya, dengan memasukkan sel induk manusia (sel yang dapat tumbuh di hampir semua sel) ke dalam embrio hewan, spesifiknya ke dalam tikus.
"Proses regulasi ini menghabiskan waktu hampir 10 tahun, tetapi sekarang kita akhirnya bisa memulai penelitian," kata Nakauchi dilansir dari AFP, Kamis (1/8).
Ini merupakan langkah pertama dalam penelitian dan juga jalan yang panjang menuju masa depan di mana organ manusia ditransplantasikan masuk ke dalam tubuh hewan.
Dalam proses transplantasi di dalam embrio, sel-sel manusia yang disebut sel batang pluripotent terinduksi (iPS), dapat tumbuh menjadi organ tertentu. Jika semuanya berjalan dengan baik, maka para peneliti berencana untuk menumbuhkan organ manusia pada hewan lain, seperti babi.
Mungkin organ-organ ini suatu hari nanti bisa digunakan untuk transplantasi organ pada manusia.
"Meskipun kami telah melakukan studi pembuktian konsep menggunakan model hewan pengerat, untuk mengatasi jarak genetik antara manusia dan babi tidak akan mudah. Studi ini baru akan dimulai. Jangan berharap bahwa kita menghasilkan organ manusia dalam waktu satu atau dua tahun kedepan," kata Nakauchi.
Kalangan peneliti sebenarnya juga masih ragu apakah binatang bisa mengambil beberapa sifat manusia. Istilah manusiawi adalah istilah yang samar. Tetapi, pada intinya, beberapa ilmuwan dan ahli etika khawatir bahwa jika terlalu banyak sel manusia yang menyusup, misalnya ke otak tikus, maka otak tikus itu mungkin memiliki perubahan dalam kemampuan kognitif atau mental dalam beberapa cara.
"Dalam pelatihan kami ditunjukkan bahwa sangat tidak mungkin kita mendapatkan tikus dengan kualitas manusia." kata Ronald Parchem, asisten profesor ilmu saraf di Baylor College of Medicine di Houston, yang tidak terlibat dalam penelitian di Jepang ini.
“Skenario ini juga tidak mungkin,” kata Nakauchi.
Dalam percobaan sebelumnya, ia memasukkan sel-sel iPS manusia ke dalam sel telur domba yang dibuahi dan berusaha mentransplantasikan embrio ke seekor domba lain di Universitas Stanford. Sel-sel manusia yang ditransplantasikan tidak mengubah embrio menjadi makhluk manusia-domba yang aneh.