Home Gaya Hidup Big Bad Wolf Meriahkan Pesta Buku di Kota Pelajar

Big Bad Wolf Meriahkan Pesta Buku di Kota Pelajar

Bantul, gatra.net - Bazar buku yang dikalim sebagai bazar buku terbesar di dunia, Big Bad Wolf, digelar perdana di Daerah Istimewa Yogyakarta. Menawarkan 1,5 juta buku, penyelenggara tak menargetkan nilai penjualan melainkan banyaknya kunjungan.

Bazar buku ini digelar 24 jam non-stop tiap hari selama 2-12 Agustus 2019 . Big Bad Wolf menawarkan buku impor aneka genre dan model dengan diskon 60-80 persen, buku-buku premium, hingga buku dengan terobosan teknologi augmented reality.

Sejak peresmian gelaran ini pada Kamis (1/8), pengunjung sudah memadati lokasi bazar di gedung Jogja Expo Center, Bantul, DIY. Sejak dibuka pada pagi hari hingga lewat tengah hari, antrian di pintu masuk terlihat mengular. Untuk masuk secara cuma-cuma, pengunjung cukup mendaftar di laman Big Bad Wolf. Data ini ditunjukkan ke petugas untuk mendapatkan tanda masuk.

Penyelengara menyebut ada sekitar 1,5 juta buku di bazar ini dari berbagai genre. Sebagian besar buku di Big Bad Wolf adalah buku impor yang rata-rata dibanderol mulai Rp50 ribu hingga beberapa ratus ribu. Bagian buku anak-anak tampak lebih ramai daripada bagian buku lain.

Di dalam area bazar, pengunjung juga tampak berjubel. Pengunjung pun beragam dari remaja, mahasiswa, dan orang tua yang membawa anak-anaknya termasuk usia balita. Di kasir, pembayaran buku juga mengantri. Tak sedikit pengunjung membeli buku dalam jumlah besar. Mereka memenuhi keranjang dorong dengan aneka buku.

Baca Juga: Wisata Buku, Alternatif Libur Akhir Tahun di Kota Pelajar

Ada pula pengunjung yang membeli buku bukan untuk mereka sendiri. “Saya buka jastip (jasa penitipan). Jadi saya posting foto buku-buku di sini di medsos (media sosial). Siapa yang minat, bisa respons dan transfer buat titip dibelikan,” kata salah satu pengunjung, Monika, 33 tahun, warga Kota Yogyakarta, kepada gatra.net.

Suasana bazar buku Big Bad Wolf di gedung Jogja Expo Center, DIY, Kamis (1/8). (GATRA/Arif Hernawan/ar)

Uli Silalahi, Presiden Direktur PT. Jaya Ritel Indonesia, penyelenggara Big Bad Wolf, menyatakan bazar ini digelar di DIY karena banyaknya permintaan. Big Bad Wolf pertama kali digelar di Kuala Lumpur 2006.

Di Indonesia, ajang ini telah digelar di sejumlah kota yakni Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung. Di Jakarta, pengunjung Big Bad Wolf disebut terus meningkat tiap tahun sejak digelar perdana pada 2016, yakni dari 350 ribu orang hingga pada tahun ini mencapai satu juta orang.

“Untuk Yogyakarta, targetnya 200 ribu orang. Kami memang tidak menargetkan penjualan tapi jumlah pengunjung. Sukses tidaknya dari jumlah pengunjung. Kalau pengunjung di sini kurang (dari target), tahun depan kami pindah ke Semarang,” ujar Uli usai membuka acara.

Dengan target kunjungan itu, pengunjung pun masuk secara cuma-cuma. Mereka juga dibolehkan membaca buku di lokasi bazar.

Baca Juga: Merayakan Buku, Musik, dan Seni Rupa di Festival Mocosik

Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY Monika Nur Lastiyani menyebut ajang ini amat bermanfaat bagi pecinta pustaka di DIY yang mayoritas anak milenial. Big Bad Wolf juga dianggap turut berkontribusi terhadap minat baca warga DIY yang lumayan daripada daerah lain.

“Indeks baca minat DIY teratas di Indonesia. Ini indikator masyarakat haus bacaan. Di Indonesia 1 buku diperebutkan 4-5 orang.Beda dengan negara maju, 1 orang dapat 5-6 buku. Jadi akses ke buku perlu kita buka,” ujarnya.

Big Bad Wolf menambah pilihan dan makin memeriahkan pesta buku di kawasan kota pelajar. Selain Big Bad Wolf, sebelumnya ada Festival Mocosik yang menggabungkan ajang bazar buku dan pentas musik. Tahun ini, Mocosik juga digelar di Jogja Expo Center ini, akhir bulan ini.

Penerbit Mizan pun punya ajang bazar buku mereka di Yogyakarta, Out of the Boox, yang dihelat awal tahun ini. Sejumlah gelaran ini belum termasuk pasar buku permanen yang tersebar di berbagai lokasi di Yogyakarta, seperti di Shoping, Social Agency, dan Toga Mas.

 

229