
Jakarta, gatra.net– Rasio kredit berbanding dana pihak ketiga (LDR) PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) mengalami peningkatan tipis ke level 90,66%. Hal ini dipandang manajemen cukup baik dalam hal keseimbangan antara efisiensi penggunaan dana dan pemenuhan tingkat likuiditas kebutuhan nasabah.
“Bank Sampoerna berusaha untuk tetap melakukan fungsi intermediasi Bank secara konsisten dan berhati-hati. Peningkatan dana pihak ketiga dan kredit yang disalurkan menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank Sampoerna semakin kuat,” ujar Direktur Utama Bank Sampoerna, Ali Rukmijah dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/8).
Baca juga: PDAja Berikan Limit Pinjaman Hingga 5 Miliar
Sebagai informasi, kredit per akhir semester I 2019 Bank Sampoerna tercatat sebesar Rp8 triliun. Angka ini meningkat 16% dibandingkan per akhir semester I tahun 2018 sebesar Rp6,8 triliun. Pencapaian tersebut sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri perbankan keseluruhan.
Adapun Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun Bank Sampoerna tercatat sebesar Rp8,8 triliun. Angka ini meningkat 14% dari Rp7,7 triliun pada akhir periode yang sama tahun lalu.
Lebih lanjut, Ali menyebut bahwa tingkat likuiditas ini juga menunjukkan likuiditas cukup baik dibandingkan kondisi likuiditas industri perbankan secara keseluruhan. Dimana tercatat di tingkat 96,6% per akhir Mei 2019.
Baca juga: Bank Sampoerna Luncurkan PDaja.com Pinjaman Berbasis Web
Seiring dengan peningkatan kredit tersebut berdampak pula pada Pendapatan Bunga Bersih sepanjang semester pertama tahun 2019 ini adalah sebesar Rp326 miliar. Atau meningkat 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp302 miliar dengan margin bunga bersih (NIM) tercatat pada level 6,88%.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah secara bruto berada pada level 4,48% dan secara neto (NPL-Net) tercatat pada level 3,35%. Angka ini menurut Ali cukup jauh di bawah threshold yang ditetapkan regulator, di tingkat 5% (NPL – net).
Ia menyebut bahwa faktor eksternal, termasuk situasi politik, sedikit banyak mempengaruhi akan hal ini. "Manajemen terus berupaya memperbaiki kualitas kredit dengan melakukan pendekatan kepada nasabah secara rutin," lanjutnya.