
Jakarta, gatra.net - Preeklamsia yang dikenal juga dengan keracunan dalam kehamilan, dapat mengubah bentuk jantung, dan mengakibatkan kelainan jantung pada ibu hamil. Hal ini disampaikan oleh dr. Peby Maulina Lestari pada upacara Promosi Doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).
"Kalau dari penelitian ini, perubahan bentuk jantungnya yang disebabkan oleh preeklamsia," kata Peby seusai acara di Jakarta, Kamis (1/8).
Dalam disertasi doktoralnya, Peby menyatakan bahwa kelainan jantung pada ibu bisa terjadi karena efek jangka panjang dari preeklamsia.
Baca Juga: Ibu Hamil Dengan Diabetes Berpotensi Keguguran Lebih Besar
"Begitu orang itu terserang preeklamsia, paling tidak jantungnya berubah satu tingkat. Bilik kiri jantungnya jadi menebal, kemudian jumlah darah yang dikeluarkan menjadi semakin sedikit," lanjutnya.
Kondisi itu kemudian akan mempengaruhi aliran darah ke otak dan organ-organ vital lainnya. Lambat laun dapat menyebabkan payah jantung. Dengan kata lain, otot jantungnya tidak bisa bekerja secara maksimal.
Meski begitu, Peby melanjutkan, perubahan jantung tersebut bisa bersifat tetap dan sementara. "Ada perubahan bentuk jantung yang ringan, itu bisa hilang antara tiga sampai enam bulan. Tetapi kalau dia perubahannya berat, ditambah jika seseorang ibu terkena komplikasi-komplikasi lain, perubahannya bisa lama dan menetap," jelasnya.
Baca Juga: Ibu Hamil Harus Lakukan Screening Cegah Hepatitis
Di seluruh dunia, preeklamsia merupakan penyebab kematian kedua terbesar. Kondisi ini terjadi sekitar dua hingga delapan persen kehamilan, serta menyebabkan kecacatan dan kematian ibu dan anak.
Untuk itu di setiap kehamilan, si ibu harus mengecek dengan pemeriksaan ekokardiografi. Fungsi pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi kelainan jantung. Lalu, tiga atau enam bulan pasca melahirkan harus diperiksa kembali dengan pemeriksaan ekokardiografi untuk mendeteksi perubahan jantungnya.
Dia juga mendorong para dokter harus bisa merawat kehamilan seorang ibu agar tercegah dari preeklamsia dengan memberikan nutrisi yang baik, memberikan edukasi tentang preeklamsia, mencegah berat badan berlebih, dan mempersiapkan kehamilan itu sebaik mungkin.