
Denpasar, gatra.net - Data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali menunjukkan anak-anak tertular HIV/AIDS di Bali masih cukup tinggi. Jumlahnya sebesar 3,7% dari total sekitar 20 ribu anak-anak di Bali. Penularan sebagian besar terjadi saat anak dalam kandungan.
"Jika ada anak baru berumur 1 sampai 2 tahun sudah terjangkit HIV/AIDS kemungkinan anak tersebut ditularkan ketika mereka dalam kandungan. Bisa dikatakan telah terjadi proses transmisi," jelas Kepala Sekretariat KPA Provinsi Bali, Drh. Made Suprapta,MM di Denpasar, Bali, Senin (29/7).
Baca Juga: Kasus HIV/AIDS di Tapteng Mencapai 48 di Tahun 2017 - 2018
Meski demikian, bisa pula anak-anak tertular pada saat mereka telah menginjak usia dewasa, mulai umur 15 tahun. Ini mungkin terjadi lewan aktivitas seksual yang tak sehat. KPA juga menduga anak-anak mungkin tertular bahkan sejak umur 10 tahun.
KPA lantas menyarankan sejumlah solusi meminimalisir penularan. Salah satunya, ibu terlibat dalam program bernama "Pencegahan Penularan Melalui Ibu ke Anak".
"Treatment tersebut telah ada di beberapa Rumah Sakit di Bali. Terutama Rumah Sakit yang menangani proses tersebut," jelas Made.
Baca Juga: Peringati HAN, Ganjar Minta ADHA Tidak Diasingkan
Seandainya, si Ibu tidak dilayani dengan program tersebut, kemungkinan besar si anak akan tertular. Lewat program itu, dokter akan mengatur proses kehamilan serta proses kelahiran si anak. Dengan demikian, KPA optimis peluang terinfeksi semakin kecil dan dapat mencapai 3%.
Tak hanya itu, KPA menjalin pula kemitraan dengan LSM yang memiliki sepesifikasi untuk pendampingan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Baik itu ODHA dewasa maupun anak-anak.