
Jakarta, gatra.net – Ada banyak mitos larangan penderita hepatitis atau penyakit liver tidak boleh makan ini dan itu, salah satunya santan. Namun, ternyata santan justru baik, terutama untuk memperbaiki nutrisi pasien penyakit liver.
Presiden Asian Pasific Association for the Study of the Liver (APASL), Dr. dr. Rino A Gani, SpPD, KGEH mengatakan, pada dasarnya pasien-pasien hepatitis lanjut itu seringkali kekurangan gizi oleh karena banyak hal. Yang lebih penting adalah kemampuan tubuhnya untuk menahan zat karbohidrat sangat kurang. Sementara, perannya sangat besar sewaktu pasien itu tidur malam. Sebab, saat tidur malam, pasien tidak makan apapun sampai lebih dari 8 jam.
“Dengan begitu, kalori yang ada justru membakar kalori-kalori cadangan si pasien. Ditambah dengan mitos-mitos, kalau pasien hepatitis tidak boleh makan yang mengandung santan. Padahal, santan punya kandungan yang bagus untuk kesehatan yakni kaya akan asam lemak rantai menengah atau medium chain fatty acids (MCFA),” kata Rino di tengah-tengah diskusi media dalam rangka Hari Hepatitis Sedunia, Ahad (28/7).
MCFA ini, lanjutnya, tidak dimetabolisme di hati. Sehingga menguntungkan untuk pasien penyakit hati karena beban hati jadi berkurang. Dengan begitu, MCFA bisa digunakan untuk menambah nutrisi.
“Kita sudah meneliti untuk pasien-pasien dengan penyakit hati, hasilnya memang cukup baik dalam memperbaiki nutrisi penyakit liver yang berlangsung cukup lama. Dari indikator nutrisinya itu terjadi perbaikan. Jadi, santan itu kalau untuk pasien penyakit hati bukan pantangan,” ujarnya.
Dalam penelitian dokter Rino yang dilakukan sekitar 3 atau 4 tahun yang lalu ini, menggunakan santan yang belum diolah lalu dicampur dengan pudding atau gula merah. Agar dapat dimakan dan diminum dengan rasa yang enak. Keuntungannya, santan juga merupakan bahan yang mudah ditemukan di Indonesia, serta harganya terjangkau.
“Yang kita lihat baru sampai santan segar, belum melakukan penelitian lebih lanjut pada yang sudah diolah dalam makanan lain seperti menjadi daging rendang, minyak kelapa dan sebagainya,” ungkap Rino.