
Sleman, gatra.net - Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman memberi sentuhan teknologi pada budidaya ikan di wilayahnya. Budidaya ikan di Sleman menjadi unggulan hingga perwakilan 14 negara belajar perikanan di Sleman.
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman Heru Saptono mengatakan, pihaknya terus mengembangkan teknologi untuk mempermudah dan meningkatkan budidaya ikan oleh para petani.
Teknologi itu antara lain Micro Bubble Generator (MBG) untuk menambah kandungan oksigen di dalam air kolam. "Sehingga proses pembesaran ikan lebih cepat, efisien, sehat," kata Saptono ditemui di Dusun Bokesan, Desa Sindumartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman, Jumat (26/7).
Ada pula teknologi Recirculating Aquaculture System (RAS) supaya air di kolam budidaya terus bersirkulasi. "Jadi kolam tidak perlu ditambah air karena airnya berputar seperti di akuarium. Kebutuhan air bisa diminimalisir untuk kebutuhan pertanian lain," katanya.
Selain itu, ada bioflok yakni sistem pemberian pakan fermentasi dan teknologi kolam bundar untuk budidaya lele dan gurame. "Ada teknologi baru juga. Namanya 'Si Budi Dikucir' atau sistem budidaya nila dengan sentuhan kincir air. Ini untuk mengurangi masa pemeliharaan ikan karena ikan hidup di air deras. Kalau (teknologi) ini baru (diterapkan) 2018," katanya.
Menurut Heru, sentuhan aneka teknologi ini bisa meningkatkan produksi dan kualitas ikan. Selain itu, kaum milenial tertarik menjadi petani ikan. Apalagi peluang usaha di sektor perikanan di Yogyakarta masih besar. "Di Yogyakarta, setiap tahun ada sekitar 100 ribu sampai 200 ribu mahasiswa baru. Itu semua butuh makan. Ada hotel dan restoran juga, belum bisa dipenuhi permintaan ikannya," katanya.
Saptono, Pengelola Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MK) Mina Ngremboko, Bokesan, menambahkan, teknologi MBG diterapkan sejak 2015. Teknologi ini bekerja sama dengan para akademisi Universitas Gadjah Mada.