
Gunungkidul, gatra.net - Geopark Gunung Sewu memerlukan banyak pembenahan. Padahal Gunung Sewu sudah empat tahun ditetapkan sebagai geopark oleh Unesco dan tengah divalidasi ulang oleh lembaga kebudayaan PBB itu.
General Manager Geopark Gunung Sewu Budi Martono mencatat beberapa hal dalam pengelolaan Gunung Sewu, antara lain tentang geopartner. Selama ini sejumlah sekolah dan rumah makan telah menjadi mitra geopark tersebut. Namun kiprah mereka belum banyak diketahui publik.
"Mbok ya ditempeli stiker geopartner. Rumah makan dan sekolah itu sekarang belum ada brosur dan leaflet," katanya, saat ditemui di Bangsal Sewoko Projo Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, Kamis (25/7).
Kekurangan seperti ini akan ditindaklanjuti melalui koordinasi bersama kepala daerah yang wilayahnya termasuk kawasan Geopark Gunung Sewu, yakni Kabupaten Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan. "Saya akan menghadap ke bupati supaya ditindaklanjuti oleh SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)," ucapnya.
Kendati demikian, ia tetap yakin revalidasi oleh tim Unesco selama tiga hari ini akan mendapat hasil yang baik. Sebab selama masuk jaringan Geopark Unesco sejak 2015, Gunung Sewu terus berkembang. "Saya yakin hasil revalidasi mendapat green card (disetujui)," ujarnya.
Selama empat tahun ini, Gunung Sewu makin dikenal melalui kerja sama dengan beberapa sekolah. Selain itu dibuat pula Etalase Taman Batu di Gunungkidul. "Di Gunungkidul kami MoU dengan SMA 1 Wonosari terkait Geopark Corner. Kemudian untuk di Wonogiri diwakili SMK Pariwisata Pracimantoro. Ini penting bagaimana adik-adik diberi pemahaman sejak awal mengenai geopark," katanya.
Budi menjelaskan, revalidasi oleh tim Unesco dilakukan sejak tiga hari ini di Pacitan, Wonogiri, dan Gunungkidul. Hasilnya akan ditentukan saat sidang International Asia Pacific Geopark Network di Rinjani pada 1- 7 September mendatang.
Perwakilan tim penilai Unesco, Arthur Agostinho De Abreu, mengatakan, setelah mengamati selama tiga hari pihaknya akan membuat rekomendasi dan dilaporkan ke Unesco. "Tugas kami untuk mengamati dan mengidentifikasi, membagikan pengalaman kami. Rekomendasi akan kami kirim ke Unesco," ucapnya.