Home Kesehatan Pabrik Mikroalga Satu-satunya di Asia Tenggara Ada di Kendal

Pabrik Mikroalga Satu-satunya di Asia Tenggara Ada di Kendal

Kendal, gatra.net - Indonesia melalui PT Evergen Resources (PT ER) akhirnya bisa mempunyai pabrik bioteknologi berbasis mikroalga yang pertama dalam memproduksi produk antioksidan dari bahan ganggang atau alga.

PT Evergen Resources juga menjadi satu-satunya pabrik mikroalga yang ada di kawasan Asia Tenggara. Peresmian pabrik dilakukan oleh Menteri Kesehatan RI Nila F. Moeloek, Kamis (25/7), di Jalan Laut Kav. 8, Desa Mororejo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.

"PT ER telah berkontribusi dalam upaya pemerintah mewujudkan kemandirian bahan baku sediaan farmasi," kata Menkes, usai meresmikan.

Menkes percaya PT Evergen Resources dapat memenuhi kebutuhan bahan baku natural astaxanthin bagi industri farmasi, industri kosmetika, dan industri makanan yang saat ini kebutuhan astaxanthin masih dipenuhi melalui impor dari Jepang, China, dan India.

"Budi daya mikroalga penghasil bahan aktif antioksidan astaxanthin. Produk ini akan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan pasar ekspor ke berbagai negara," katanya.

Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek saat meresmikan pabrik bioteknologi berbasis mikroalga PT Evergen Resources di Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7). (GATRA/Ambar Adi Winarso/ar)

Menkes menyebut, pemerintah telah memberikan regulasi terkait kemandirian untuk mengembangkan industri dan memproduksi bahan baku farmasi melalui karya anak bangsa.

Hal itu tercantum dalam Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2016, tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Kesehatan. Permenkes No.17 Tahun 2017, tentang Rencana Aksi Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan yang merupakan acuan bagi pemerintah dan sektor swasta dalam pengembangan industri, khususnya industri bahan baku sediaan farmasi untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku sediaan farmasi.

"Karena saya pernah diancam Pak Presiden, untuk bisa membuat bahan baku farmasi atau obat di dalam negeri, jika tidak maka Pak Presiden akan mengimpor semua obat dari luar negeri," beber Nila.

PT ER, menurutnya menjadi salah satu kebanggan Indonesia dalam menyediakan bahan baku farmasi antioksidan, baik untuk suplemen maupun kosmetik kecantikan.

"Mikroalga yang diolah menjadi antioksidan yang sangat besar manfaatnya, sesuai standar mutu produk ini bisa di ekspor global," ujarnya.

Dia tak mempermasalahkan adanya join venture (kerjasama) dengan negara asing dalam mengembangkan kemandirian farmasi dalam negri.

"Melalui kemitraan diharapkan dapat terjadi transfer teknologi dan mengurangi ketergantungan impor," katanya.

Berbagai kemitraan telah menunjukan hasil yang bermanfaat bagi bahan baku farmasi Indonesia, seperti transfer teknologi dengan India dalam obat HIV, dengan Korsel menghasilkan obat kanker (onkologi).

"Terakhir saya meresmikan pabrik PT CKD Oto kerjasama Korsel tentang obat kanker (onkologi), dengan India untuk obat HIV. Saya bangga bisa dibuat di Indonesia," tuturnya.

Pendiri dan CEO PT ER Siswanto Harjanto menyatakan, pabriknya tak akan berhenti pada produksi haematococcus pluvialis (penghasil Astaxanthin), berbagai jenis mikroalga lain akan dikembangkan di masa mendatang.

"Ditempat kami terintegrasi dari laboratorium pembibitan, pemijahan, sampai produksi mikroalga. Mulai dari skala laboratorium, skala percobaan yang lebih besar (scale up), sampai pada skala komersial," terangnya.

Dia juga menyebut, Indonesia telah memiliki industri bioteknologi berbasis mikroalga yang menghasilkan produk produk inovatif dan kompetitif yang dapat dibanggakan sebagai produk karya anak bangsa dan diakui di dunia internasional.

"Selama ini industri bioteknologi berbasis mikroalga dikuasai oleh perusahaan di luar negeri, seperti Amerika Serikat, Israel, Jepang, dan beberapa negara Eropa. Dan saat ini Indonesia memiliki, yang pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara," katanya.

4362