
Jakarta, gatra.net - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Andono Warih mengatakan bahwa cuaca mempengaruhi kualitas udara di Ibu Kota. Saat musim kemarau, debu yang bertebaran lebih banyak dari musim hujan.
Pagi tadi, Kamis (25/7) pada pukul 09.00 WIB. Jakarta kembali menjadi kota terpolusi di dunia menurut data AirVisual. Selang tiga jam kemudian atau sekitar pukul 12.00 WIB, peringkat Ibu Kota turun menjadi nomor 5 dari kota terpolusi.
“Pada prinsipnya, kalau kualitas udara berfluktuasi, itu tergantung kepada beberapa faktor termasuk cuaca. Saat musim kemarau biasanya kondisinya lebih buruk daripada musim hujan,” kata Andono saat dihubungi, Kamis (25/7).
Selain faktor cuaca, kata Andono, adanya proyek pembangunan juga turut memberikan dampak pada udara di Jakarta. Pasalnya, proyek-proyek yang tengah dikerjakan itu akan menimbulkan kemacetan sehingga polusi udara pun akan meningkat.
“Proyeknya sendiri juga kan bikin lebih macet. Kalau lebih macet, asap dititik itu kan lebih banyak kan. Kalau proyeknya selesai, akan lebih bersih. Membaik pastinya,” ujarnya.
Kualitas udara Jakarta memang belakangan ini diketahui semakin memburuk serta berbahaya bagi kelompok sensitif yang merupakan Manula dan balita. Pemprov DKI mengimbau kepada kelompok rentan tersebut agar mengurangi aktivitas di luar rumah.