
Purbalingga, gatra.net – Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di wilayah Jawa Tengah bagian barat semakin tinggi. Itu terjadi lantaran dua pekan terakhir terjadi kelangkaan pasokan barang.
Di Pasar Kutasari, Purbalingga, Misalnya, harga cabai rawit merah mencapai Rp 70 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya harga cabai rawit merah ini hanya Rp 40 ribu per kg.
“Harga rawit merah ini yang lagi mahal banget, soalnya cuacanya lagi terang kaya gini jadi mahal, turunnya juga belum pasti kapan,” tutur seorang pedagang sayuran, Abdul Rozak (48), Rabu (24/7).
Rozak mengatakan, tak berbeda dengan cabai rawit merah, cabai jenis lain pun mengalami kenaikan harga. Cabai rawit putih dan cabai hijau yang sebelumnya Rp 20 ribu per kilogram kini mencapai Rp 40 ribu per kilogram. “Sedangkan untuk cabai merah sebelumnya Rp 40 ribu sekarang Rp 60 ribu per kilogram,” katanya.
Serupa dengan di Purbalingga, harga berbagai jenis cabai juga naik di Cilacap. Seorang pedagang di Pasar Cinangsi Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap, Rodiyah, mengatakan bahwa kenaikan harga cabai disebabkan minimnya pasokan barang.
Dia menjelaskan, pada kemarau ini, banyak tanaman cabai mati. Karenanya, pedagang Cilacap hanya mengandalkan pasokan dari luar daerah. “Sebelumnya kan ada, dari Citembong (Cilacap) ada, dari Ajibarang ada. Kalau sekarang dari Ajibarang saja,” ucap Rodiyah.
Pasar Ajibarang adalah pasar induk yang menampung hasil pertanian dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Komoditas hortikultura dari Banjarnegara, Wonosobo, Brebes, hingga Cianjur, Jawa Barat dijual di pasar ini.
Rodiyah bahkan memperkirakan harga cabai bisa bertambah naik menilik semakin minimnya pasokan. Terlebih, kini tak ada petani lokal yang menanam cabai lantaran tak ada pasokan air.
Serupa dengan harga cabai, kenaikan harga juga terjadi pada timun. Timun sebelumnya hanya Rp 4.000-Rp 5.000 per kilogram kini naik menjadi Rp 9.000 per kilogram. Kenaikan harga timun juga terjadi lantaran kelangkaan barang.