Beijing, gatra.net - Mantan Perdana Menteri Cina, Li Peng meninggal dunia pada Senin (22/7) waktu setempat di usia 90 tahun, di Beijing. Hal itu disampaikan oleh Kantor Berita RRC, Xinhua, Selasa (23/7). 

Li Peng pernah dicerca oleh para aktivis HAM dan banyak orang di Beijing karena perannya dalam tragedi pembantaian di Tiananmen pada 1989. Lebih dari tiga dekade saat dia memimpin, telah banyak melakukan penindasan berdarah terhadap pendemo pro-demokrasi yang dipimpin mahasiswa pada 4 Juni 1989.

Seperti dilansir Reuters, Li dipandang sebagai seorang garis keras yang bertanggung jawab atas perintah penyerangan demonstran selama berminggu-minggu di pusat Kota Beijing. Sampai kematiannya, dia tidak pernah menyesali pembantaian tersebut. 

Dia memerintahkan tank dan pasukan militer untuk menyapu demonstran. Hal itu menjadikannya salah satu tokoh yang paling menonjol dari tindakan keras yang terus mewarnai persepsi global tentang kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok.

Xinhua menyebut bahwa di bawah dukungan kuat dari Deng Xiaoping, Kamerad Li Peng mengambil sikap yang jelas dan bersama-sama dengan sebagian besar kawan Biro Politik Komite Sentral, mengambil langkah tegas untuk menghentikan kerusuhan dan menenangkan kerusuhan kontra-revolusioner. 

"Dia menstabilkan situasi domestik, dan memainkan peran penting dalam perjuangan besar. Ini menyangkut masa depan partai dan negara," lapor Xinhua. 

Xinhua juga mengatakan, Li merupakan seorang prajurit komunisme yang berpengalaman dan loyal, seorang revolusioner dan negarawan terkemuka, dan pemimpin negara dan partai yang luar biasa.