
Palembang, gatra.net – Dewan Pendidikan Sumsel menyoroti peristiwa pengenalan masa orientasi sekolah yang berlangsung di SMA Taruna Indonesia Palembang yang dilaporkan menyebabkan korban jiwa. Dalam penekananya, lembaga ini menyatakan pendidikan semi militer merupakan pendidikan mental bukan hanya orientasi pendidikan fisik belaka.
Ketua Dewan Pendidikan Sumatera Selatan (Sumsel), Zulfikri Dahlan menerangkan banyak pihak yang salah kamprah mengartikan pendidikan semi militer. Pendidikan semi militer tersebut bukan berarti hanya pendidikan dalam pembentukan fisik pada pelajarnya. Akan tetapi, lebih kepada pembentukan mental dalam menghasilkan lulusan yang siap masuk pada akademi militer baik TNI atau Polri.
"Sekolah semi militer itu bukan kompetensi militer, namun pelajarannya seperti sekolah pada umumnya, hanya saja metode pendidikannya lebih pada pembentukan mental, seperti sifat bertanggungjawab dan disiplin. Banyak yang salah kaprah mengartikan pendidikan semi militer," ungkapnya kepada gatra.net, Senin (22/7).
Dosen Universitas Sriwijaya (Unsri) ini menegaskan sistem pendidikan di sekolah semi militer termasuk SMA Taruna Indonesia Palembang harus menjadi perhatian bersama. Label sekolah semi militer merupakan salah satu penekanan sekolah dalam proses pendidikan secara mental bukan pada orientasi fisik semata.
“Branding (label), taruna pada sekolah juga tidak menjamin lulusan menjadi TNI/Polri, namun bisa menjadi sarjana lainnya seperti sarjana atau dokter. Penegakkan disiplin memang harus, namun tak perlu ada kekerasan fisik. Mendidik disiplin itu, bukan dengan kekerasan namun lebih kepada keteladanan,” terangnya.
Namun demikian, Dewan Pendidikan tidak melarang pelatihan fisik karena juga bermanfaat bagi kesehatan raga (olahraga). Pada pendidikan olahraga juga harus memiliki porsi yang disesuaikan dengan usianya.
“Lebih disayangkan jika pendidikan disiplin siswa malah diberikan oleh siswa senior. Kemungkinan, siswa senior yang mendidikan disiplin juga ada unsur balas dendam dan pengawasan pengawasan dan pembinaan kepada siswa senior juga kurang,” pungkasnya.
Reporter: Karerek