Home Milenial Menko Perekonomian Kritisi Mata Pelejatan SMK Normatif

Menko Perekonomian Kritisi Mata Pelejatan SMK Normatif

Depok, gatra.net - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah berencana untuk meningkatkan kualitas Pendidikan dan Pelatihan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Vokasi. namun, ia juga mengkritisi mata pelajaran SMK yang dinilainya terlalu banyak yang normatif, sehingga dirinya mengusulkan agar mata pelajaran yang normatif dan terlalu teoritis untuk digabung saja.

"Yang terlalu teoritis dan normatif mungkin bisa digabungkan saja. Yang penting kan dia dapat bekal dalam dunia kerja. Perbanyak mata pelajaran yang benar-benar menyambung dengan pekerjaannya kelak," kata Darmin saat ditemui wartawan di kampus Universitas Indonesia, Depok, Senin (22/7).

Selain itu, Mantan Gubernur Bank Indonesia juga mengatakan, kualitas program Vokasi tak kalah pentingnya dari SMK. Untuk itu, Darmin mengusulkan agar kurikulum Vokasi dibuat untuk berbasis Industri. Nantinya, kurikulum tersebut mencakup 3 semester teori, 2 semester praktek di Industri, dan 1 semester dilanjutkan di Industri maupun kampus. 

"Ini juga untuk memacu kualitas SDM Vokasi untuk bisa aktif di dunia kerja. Karena SDM berkualitas merupakan salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Semakin berkualitas SDM sebuah negara, maka akan makin maju negara tersebut," kata Darmin.

Lebih lanjut, Darmin mengharapkan ke depannya Indonesia bisa memiliki satu lembaga sertifikasi yang terintegrasi. Nantinya, lembaga itu tidak hanya melakukan sertifikasi namun juga akreditasi di tingkat nasional. Ini diharapkan bisa membantu pengembangan vokasi sekaligus menyamakan standar antara Vokasi di tiap wilayah.

"Sertifikat kompetensi di dunia industri kita perlu kelembagaan satu sertifikasi nasional. Itu namanya basis scalability. Jadi, nanti akan setara secara nasional kompetisinya," tutup Darmin.
 

60